Analisis Rantai Pasokan Rajungan Studi Kasus PT Windika Utama Semarang, Jawa Tengah
Abstract
Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan komoditas perairan yang ketersediaannya masih sangat tergantung pada hasil tangkapan di alam. Dalam suatu industri, kontinuitas ketersediaan bahan baku dan kualitas produk sangat penting untuk keberlangsungan produksi, oleh karena itu industri yang bergerak di bidang rajungan perlu mempertimbangkan dengan cermat mengenai ketersediaan bahan baku serta kualitas daging rajungan agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan September 2009, bertempat di PT. Windika Utama, Semarang-Jawa Tengah, miniplant yang menjadi mitra kerja dari PT Windika Utama seperti Mangkang, Rembang, Tuban, dan Surabaya. Proses pengumpulan data primer dengan wawancara, observasi dan kuisioner, sedangkan data sekunder dengan pengumpulan informasi perusahaan dan studi literatur. Analisis anggota rantai pasokan dan pengendalian mutu dengan analisis deskriptif sedangkan penentuan pasokan daging rajungan dianalisis dengan program linier dan bantuan perhitungan program Solver. Rantai pasokan rajungan pada studi kasus PT Windika Utama memiliki anggota primer yaitu nelayan, bakul, pemilik miniplant dan perusahaan. Pemilik miniplant yang memasok daging rajungan ke PT Windika Utama berasal dari berbagai wilayah seperti Semarang, Rembang, Tuban, Surabaya, Bayuwangi, Madura, dan Sumbawa. Dalam pengawasan mutu, nelayan dan bakul cenderung kurang memperhatikan penanganan hasil tangkapan. Mutu daging rajungan dari miniplant selalu disesuaikan dengan standar perusahaan. Pengawasan mutu yang dilakukan perusahaan terhadap miniplant dengan penempatan manajer area. Pengawasan mutu di tingkat perusahaan selalu menjadi prioritas dalam melaksanakan proses produksi. Oleh karena itu, pada tiap tahapan proses produksi selalu dilakukan pengujian mutu produk sesuai persyaratan mutu yang berlaku.