Kondisi Operasional PPI Meulaboh Pasca Tsunami dan Prioritas Program Pengembangannya
Abstract
Pangkalan pendaratan ikan (PPI) Meulaboh merupakan prasarana wilayah Kabupaten Aceh Barat yang hancur akibat tsunami. Pemerintah berupaya membangun kembali pangkalan pendaratan ikan tersebut karena sebagai basis kehidupan masyarakat pesisir Kabupaten Aceh Barat. Pembangunan pelabuhan perikanan ini diharapkan mampu meningkatkan aktivitas perikanan tangkap, baik saat ini maupun di masa yang akan datang. Penelitian dilakukan untuk mengetahui kondisi operasional PPI Meulaboh pasca tsunami dan menentukan prioritas program pengembangan PPI Meulaboh. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif untuk mengetahui tingkat operasional PPI Meulaboh dan Analisis hierarki process (AHP) untuk mengetahui prioritas program pengembangan PPI Meulaboh. Hasil analisis diperoleh bahwa pendaratan ikan, pelelangan, pelayanan usaha kebutuhan melaut, dan aktivitas pemasaran/pendistribusian hasil tangkapan sesudah tsunami cenderung lebih baik dari sebelum tsunami. Hasil Analisis hierarki process (AHP) diperoleh bahwa pengerukan kolam pelabuhan/alur keluar masuk kapal motor nelayan Sungai Krueng Cangkoi sebagai prioritas utama dengan nilai (0.255). Pengembangan PPI Meulaboh harus diarahkan pada peningkatan fungsi dan operasional PPI Meulaboh seperti pendaratan, pemasaran, penanganan dan pengolahan mutu hasil tangkapan serta perbekalan melaut dan pengembangan masyarakat nelayan. Pelaku dunia usaha (nelayan, pedagang dan pengolah) merupakan pihak yang memiliki peran dan posisi yang sangat strategis untuk peningkatan operasional PPI Meulaboh. Pemerintah (DKP, Bappeda dan Dinas Cipta Karya dan Pengairan) merupakan pihak yang tidak bisa dilepaskan perannya untuk memfasilitasi dan mengiplementasikan program yang tepat dalam upaya meningkatkan operasional PPI Meulaboh.