Asosiasi Makrozoobentos Dengan Ekosistem Lamun di Pulau Harapan dan Pulau Kelapa Dua, Kepulauan Seribu
Abstract
Ekosistem lamun adalah ekosistem pesisir yang ditumbuhi oleh lamun sebagai vegetasi yang dominan. Pada komunitas lamun alami biasanya berasosiasi dengan organisme akuatik lainnya, salah satunya adalah makrozoobentos. Asosiasi dengan organisme akuatik lainnya ini akan membentuk sebuah ekosistem yang kompleks, yang di dalamnya akan terjadi aliran energi dalam bentuk jaring makanan yang akan mempengaruhi sumberdaya hayati perairan di sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan membandingkan struktur komunitas makrozoobentos pada ekosistem lamun di Pulau Harapan dan Pulau Kelapa Dua, dan untuk mengkaji asosiasi makrozoobentos dengan ekosistem lamun di Pulau Harapan dan Pulau Kelapa Dua, Kepulauan Seribu. Pengambilan contoh dilakukan sekali untuk masing-masing lokasi berdasarkan perbedaan spasial, yaitu Pulau Harapan dan Pulau Kelapa Dua. Pada tiap lokasi ditentukan 3 (tiga) transek garis sebagai perwakilan area pengamatan. Sampel makrozoobentos diambil dari stasiun yang terdapat pada tiap transek garis. Kemudian sampel makrozoobentos diidentifikasi di Laboratorium Bio Mikro 2, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Makrozoobentos yang ditemukan di Pulau Harapan sebanyak 50.000 individu, yang terdiri dari 5 filum, 9 kelas, dan 38 genus. Kelas yang dominan di Pulau Harapan adalah Polychaeta. Sedangkan makrozoobentos yang ditemukan pada ekosistem lamun di Pulau Kelapa Dua adalah 26.789 individu, yang terdiri dari 5 filum, 7 kelas, dan 31 taksa (genus), juga dengan kelas yang dominan adalah Polychaeta.