Karakteristik Asam Amino Lintah Laut (Discodoris sp.) asal Perairan Kepulauan Belitung
Abstract
Lintah laut (Discodoris sp.) merupakan salah satu biota laut yang sampai saat ini belum termanfaatkan secara optimal. Lintah laut biasanya hidup di perairan dangkal berpasir serta terumbu karang hingga di dasar laut. Salah satu kandungan gizi yang belum diketahui adalah jenis dan jumlah asam amino yang terkandung di dalam lintah laut, sehingga perlu diadakan penelitian guna mengetahui jenis dan jumlah asam amino yang terdapat pada lintah laut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis dan jumlah asam amino yang terdapat pada daging dan jeroan lintah laut (Discodoris sp.). Komposisi kimia lintah laut diuji dengan metode termogravimetri, soxhlet dan kjeldahl berdasarkan AOAC 2005. Pengujian asam amino pada daging dan jeroan lintah laut diuji menggunakan metode HPLC (High Performanced Liquid Chromatografy) yang mengacu AOAC 2005. Komposisi kimia daging lintah laut terdiri atas kadar air 10,59%, abu 9,93%, abu tidak larut asam 0,49%, lemak 2,19%, protein 54,15%, dan karbohidrat 21,77%. Jeroan lintah laut mengandung kadar air sebesar 5,66%, abu 22,41%, abu tidak larut asam 6,48%, lemak 5,57%, protein 41,67% dan karbohidrat 20,45%. Daging dan jeroan lintah laut mengandung 17 asam amino yang terdiri atas 9 asam amino esensial dan 8 asam amino non esensial. Kandungan asam amino esensial yang paling tinggi pada daging dan jeroan lintah laut adalah leusin, yaitu sebesar 134,8 mg/g dan 18,9 mg/g. Asam glutamat merupakan asam amino non esensial yang paling tinggi pada daging dan jeroan lintah laut. Kadar asam glutamat pada daging dan jeroan lintah laut adalah 25,7 mg/g dan 26,8 mg/g. Kandungan taurin pada daging dan jeroan lintah laut sebesar 2,8 mg/g dan 2,7 mg/g.