Manajemen Panen Kelapa Sawit di PT Socfin Indonesia, Perkebunan Bangun Bandar, Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
Abstract
Kegiatan magang secara umum bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis dan manajerial, menambah pengalaman dan memperluas wawasan bagi penulis dalam proses kerja secara nyata yang diterapkan di perkebunan. Secara khusus kegiatan magang bertujuan untuk mengikuti kegiatan teknik budidaya kelapa sawit khususnya aspek pemanenan kelapa sawit di perkebunan dan mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta mengikuti kegiatan dan melaksanakan peran manajerial khususnya dalam aspek pemanenan. Kegiatan magang dilaksanakan selama 3 bulan mulai dari bulan Juni hingga bulan September 2012 di Kebun Bangun Bandar, PT Socfin Indonesia, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Penulis pada saat melakukan kegiatan magang bekerja langsung sesuai dengan tingkat jabatan, yaitu sebagai karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor sampai menjadi pendamping asisten divisi. Penulis bertanggung jawab sebagai karyawan harian lepas (KHL) selama satu bulan pertama, pendamping mandor pada bulan berikutnya, dan pendamping asisten selama satu bulan terakhir. Selama menjadi KHL penulis melakukan kegiatan pengendalian gulma, pemupukan, tunas pasir, kastrasi, dan pemanenan. Selama menjadi pendamping mandor, penulis ikut dalam mengawasi kegiatan pemupukan, pengendalian gulma, kastrasi, tunas pasir, dan pemanenan. Sedangkan pada saat menjadi pendamping asisten divisi penulis melakukan kegiatan pengawasan terhadap mandor pemupukan, pengendalian gulma, pengendalian hama, pemanenan, dan kastrasi. Penulis juga belajar dalam hal mengurus administrasi kebun khususnya administrasi pemanenan. Penulis melakukan kegiatan aspek khusus pemanenan. Pemanenan terdiri dari 3 kegiatan utama, yaitu persiapan panen, pelaksanaan panen, dan pengawasan panen. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan persiapan panen adalah tenaga kerja pemanen, peralatan panen, rotasi panen, taksasi panen, dan kriteria matang panen. Tahap pelaksanaan panen harus diperhatikan oleh pemanen dalam melakukan pemanenan. Hal ini bertujuan untuk menghindari kehilangan produksi dalam pemanenan. Teknis panen yang harus dilakukan yaitu pemanen harus memperhatikan jumlah brondolan yang jatuh di piringan untuk mengetahui TBS yang akan dipanen, kemudian memotong beberapa pelepah yang menyanggah TBS (progressive pruning). Tahap pengawasan panen dilakukan untuk meminimalisir losses panen dan meningkatkan produktivitas pemanen. Untuk meminamilisir losses panen dapat dilakukan melalui kegiatan pengawasan dan denda bagi pemanen, sedangkan untuk meningkatkan produktivitas pemanen dapat dilakukan melalui pemberian premi kepada pemanen. Pengamatan mengenai sumber losses berdasarkan tahun tanam diketahui bahwa pada tahun tanam 1986 terdapat kondisi pokok dan kondisi areal yang belum sesuai dengan ketetapan perusahaan sehingga memungkinkan terjadinya buah mentah terpanen, buah matang yang tidak terpanen dan brondolan yang tertinggal. Rotasi panen yang lambat (>7 hari) yang terjadi di kebun Bangun Bandar dapat memicu terjadinya losses dan buah busuk. Rotasi panen yang tinggi ini terjadi karena banyaknya perpindahan karyawan dan absensi karyawan. Pengamatan berdasarkan kriteria matang panen berdasarkan Lubis (2008) didapat bahwa buah matang normal sebesar 98,09% yang masih hampir mendekati dengan ketetapan perusahaan sebesar 100%.