Pengembangan unit penangkapan bubu kawat di pulau Sebesi Kabupaten Lampung Selatan
Abstract
Berdasarkan hasil analisis teknis diketahui bahwa bubu kawat terbuat dari kawat weldingmesh dengan mesh size 2 x 2 cm, panjang 99 cm, lebar 66 cm, tinggi 24 cm, lebar mulut bagian luar 41 cm, lebar mulut bagian dalam 18 cm, bentuk mulut mengerucut dan pintu untuk mengambil hasil tangkapan berukuran 15 x 15 cm. Kapal berdimensi panjang 6 meter, lebar 0,8 meter dan draft 0,6 meter, serta menggunakan tenaga penggerak motor tempel berukuran 5,5 PK. Komposisi hasil tangkapan bubu kawat yang dominan, yaitu kerapu lodi dan taji. Keduanya memiliki nilai ekonomis tinggi. Berdasarkan analisis finansial diperoleh keuntungan usaha penangkapan sebesar Rp26.917.567, 14. Nilai Payback Period (PP) adalah 0,26 tahun, Return of Investment (ROI) adalah 378% serta analisis imbangan penerimaan (RIC) adalah 1,82. Pada skenario pertama, yaitu modal sendiri nila; Net Present Value (NPV) ada/ah Rp6. 044. 852,90, Net Benefit Cost Ratio (Net BIC) adalah 2,q;l, serta Intemal Rate of Return (lRR) adalah 58%. Pada skenario kedua, yaitu adanya bantuan dari Dinas Perikanan dan Kelautan nilai Net Present Value (NPV) adalah Rp6.044.852,90, Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) adalah 2,57, serta Internal Rate of Return (lRR) adalah 80%, maka usaha penangkapan bubu kawat layak karena nilai NPV>O, Net BIC>1 dan IRR>diseount rate. Analisis sensitivitas pada unit penangkapan bubu kawat menunjukkan hasil bahwa dengan faktor input kenaikan harga bahan bakar minyak sebesar lebih dan 50,17%, maka usaha ini tidak layak untuk dikembangkan