Aktivitas Antimikroba Kulit Batang Kayu Api-Api Betina (Avicennia marina) terhadap Bakteri dan Fungi Patogen secara In Vitro
Date
2013Author
Windayu, Mufida Elfa
Purwaningsih, Sri
Tarman, Kustiariyah
Metadata
Show full item recordAbstract
Avicennia marina (api-api betina) merupakan tumbuhan mangrove yang sudah sejak lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Biji tumbuhan ini digunakan untuk penyembuh luka sedangkan kulit batangnya dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan tradisional misalnya obat sakit gigi, dan mempunyai khasiat anti fertilitas. Potensi tumbuhan mangrove jenis ini untuk bahan obat alami sangat besar karena mangrove diketahui sebagai sumber dari beberapa senyawa bioaktif. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh pelarut terhadap ekstrak senyawa bioaktif dari kulit batang api-api (Avicennia marina), menguji aktivitas antimikroba dari senyawa bioaktif yang diperoleh dan menentukan golongan senyawa bioaktif yang bertanggung jawab atas aktivitas antimikroba. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu koleksi dan preparasi sampel, ekstraksi komponen bioaktif, uji aktivitas antimikroba, uji Minimum Inhibitory Concentration (MIC), uji fitokimia dan uji kandungan total fenol. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi partisi dan maserasi bertingkat menggunakan pelarut metanol, etil asetat dan heksana. Pengujian aktivitas antimikroba dilakukan terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Candida albicans dan Microsporum gypseum. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa rendemen ekstrak tertinggi dihasilkan dari ekstraksi dengan pelarut metanol. Nilai rendemen ekstrak kulit batang api-api menggunakan metanol, etil asetat dan n-heksan pada maserasi partisi secara berturut-turut yaitu 7,2558%, 1,6472% dan 0,272%, sedangkan pada maserasi bertingkat yaitu sebesar 8,017%, 0,444% dan 0,386%. Ekstrak tersebut diuji aktivitas antimikroba terhadap E. coli, S. aureus, C. albicans dan M. gypseum menggunakan metode sumur. Ekstrak etil asetat hasil maserasi bertingkat memiliki aktivitas antimikroba terbaik dengan zona hambat terbesar pada setiap mikroba uji, kecuali C. albicans. Diameter zona hambat senyawa antimikroba terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Microsporum gypseum berturut-turut adalah 11,7 mm; 19,6 mm; 12,3 mm. Nilai MIC ekstrak etil asetat terhadap S. aureus yaitu sebesar 0,7 mg/ml. Pada konsentrasi 2 mg/ml ekstrak etil asetat tidak mampu menghambat pertumbuhan tiga mikroorganisme uji lain yaitu E. coli, C. albicans, dan M. gypseum. Ekstrak etil asetat kulit batang api-api hasil maserasi bertingkat mengandung senyawa steroid/triterpenoid dan fenol hidrokuinon. Kandungan total fenol ekstrak tersebut sebesar 177,023 mg GAE/1000 g sampel. Senyawa steroid/triterpenoid dan fenol berperan dalam aktivitas antibakteri dari ekstrak etil asetat kulit batang api-api.