Biolistrik dari Limbah Cair Perikanan dengan Metode Microbial Fuel Cell Satu Bejana
Abstract
Semakin menipisnya sumber daya energi mengakibatkan energi menjadi barang langka dan mahal. Hal tersebut menjadikan kegiatan terkait dengan energi baru terbarukan menjadi sesuatu yang mendesak untuk segera dilakukan. Usaha menghasilkan energi listrik dapat dilakukan melalui teknologi microbial fuel cell (MFC). Limbah cair telah direkomendasikan sebagai sumber terbarukan untuk menghasilkan energi listrik, bahan bakar dan kimia. Sampai abad terakhir, proses lumpur aktif merupakan proses pengolahan limbah cair yang banyak digunakan. Namun, proses ini membutuhkan energi intensif dan membutuhkan 2% dari total konsumsi listrik. Limbah cair industri perikanan dapat dijadikan sebagai substrat pada sistem MFC. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari proses pemanfaatan limbah cair perikanan dengan teknologi MFC satu bejana, serta menganalisis karakteristik limbah cair dan listrik yang dihasilkan. Metode yang digunakan adalah MFC satu bejana dengan limbah cair buatan sebagai substrat. Perlakuan yang diberikan adalah limbah cair tanpa lumpur aktif dan limbah cair dengan penambahan lumpur aktif. Pengukuran listrik dilakukan selama 5 hari (120 jam) dan pada hari ke-0, ke-3 dan ke-6 dilakukan analisis parameter beban limbah cair yang terdiri dari kandungan total nitrogen, nitrogen-amonia, Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Mixed Liquor Suspended Solids (MLSS) dan Mixed Liquor Volatile Suspended Solids (MLVSS). Beban limbah cair selama proses pengolahan dengan sistem MFC satu bejana mengalami penurunan, terutama pada limbah cair dengan penambahan lumpur aktif. Kandungan total nitrogen, BOD, COD dan amonia limbah cair dengan penambahan lumpur aktif mengalami penurunan masing-masing 33,74 mg/L, 68 mg/L, 120 mg/L dan 3,23 mg/L selama 6 hari pengamatan. Nilai MLSS dan MLVSS pada limbah cair dengan penambahan lumpur aktif mengalami peningkatan masing-masing 1040 mg/L dan 773 mg/L selama 6 hari pengamatan. Nilai listrik yang dihasilkan cenderung mengalami peningkatan selama 120 jam. Nilai listrik dari limbah cair tanpa lumpur aktif lebih tinggi dibandingkan limbah cair dengan penambahan lumpur aktif. Nilai listrik tertinggi terjadi pada jam ke-119, yaitu 144,9 mV pada limbah cair tanpa lumpur aktif dan 87,6 mV pada limbah cair dengan penambahan lumpur aktif.