Uji daya hasil pendahuluan galur-galur mutan kedelai (Glycine max (L.) Merr.) hasil iradiasi sinar gamma di Tanah Masam, Lampung
Abstract
Kedelai merupakan pangan utama ketiga setelah padi dan jagung. Kedelai memiliki peran strategis dalam ketahanan pangan nasional. Kebutuhan akan komoditi kedelai terus meningkat dari tahun ke tahun. Produksi dalam negeri pada tahun 2012 baru mampu memenuhi 783,158 ton atau 34.05 % dari total kebutuhan sedangkan kekurangannya dipenuhi dari impor. Rendahnya produksi kedelai di dalam negeri antara lain disebabkan luas lahan kedelai menurun sebagai akibat dari alih fungsi lahan produktif ke non pertanian. Menurut data statistik luas tanam kedelai menurun 1.6 juta ha pada tahun 1992 menjadi 621,636 ha pada tahun 2011. Tersedia lahan seluas 17.1 juta ha yang tersebar di luar pulau Jawa yang berpotensi untuk mengembangkan pertanaman kedelai. Permasalahannya adalah sebagian lahan kering ini didominasi oleh lahan masam. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengembangkan varietas berdaya hasil tinggi serta adaptif di tanah masam. Sejak tahun 2009 para pemulia IPB telah memulai penelitian guna merakit varietas unggul kedelai yang berdaya hasil tinggi dan adaptif di tanah masam menggunakan induksi mutasi melalui radiasi sinar Gamma. Penelitian ini merupakan rangkaian penelitian sebelumnya dan merupakan bagian dari pengujian daya hasil pendahuluan. Galur-galur yang digunakan adalah galur mutan M8 yang sebelumnya diseleksi sampai M5 berdasarkan indeks sensivitas kekeringan (ISK) selanjutnya M6 sampai M7 dilakukan penanaman di lahan optimum. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi galur-galur mutan hasil iradiasi sinar Gamma yang adaptif di tanah masam dan berdaya hasil tinggi serta untuk mendapatkan informasi keragaan agronomi galur-galur mutan M8. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Juli 2012 di Dusun Bandungsari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Kelompok Teracak iii (RKLT) dengan satu faktor tunggal dan tiga ulangan. Galur harapan kedelai yang terdiri dari 15 galur dan 2 varietas pembanding adalah sebagai perlakuan. Kelima belas galur tersebut yaitu M100-29A-42-14, M100-33-6-11, M100-46-44-6, M100-47-52-13, M100-96-53-6, M150-29-44-10, M150-7B-41-10, M150-69-47-2, M150-92-46-4, M200-13-47-7, M200-39-69-4, M200-37-71-4, M200-58-59-3, M200-93-49-6, M200-93-49-13 dan dua varietas pembanding yaitu Argomulyo, dan Tanggamus. Penanaman dilakukan pada petak berukuran 2 m x 2 m dengan jarak tanam 30 cm x 15 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penampilan karakter umur berbunga, umur panen, tinggi tanaman saat panen, jumlah buku produktif, jumlah polong berisi, jumlah polong total, jumlah biji per polong, bobot 100 biji dan bobot biji per petak dipengaruhi oleh galur/varietas. Berdasarkan hasil uji lanjut menunjukan bahwa rataan nilai tengah populasi galur mutan M8 memiliki keragaan karakter tinggi tanaman, jumlah cabang dan jumlah buku produktif, jumlah polong, jumlah biji per polong, dan bobot biji per tanaman lebih baik atau sama dengan varietas asalnya Argomulyo di tanah masam. Seleksi pada galur mutan M8 kedelai ini dilakukan berdasarkan kriteria hasil biji. Berdasarkan kriteria tersebut terdapat 6 galur terpilih yang memiliki hasil dan berdaya adaptasi yang lebih baik atau sama dengan varietas Argomulyo. Galur tersebut antara lain M100-46-44-6, M100-47-52-13, M100-33-6-11, M100-29A-42-14, M100-96-53-6, dan M150-69-47-2. Galur-galur terpilih tersebut berpotensi hasil lebih tinggi dibandingkan varietas toleran tanah masam Tanggamus dan tetua asalnya Argomulyo yaitu berkisar antara 2.32 ton/ha – 3.23 ton/ha dan berukuran biji besar (13 – 16 g/100 biji).