Estimasi biomassa dan stok karbon atas permukaan dengan Menggunakan integrasi teknologi penginderaan jauh dan Sistem informasi geografi
Abstract
Untuk menstabilkan konsentrasi C02 di atmosfer pada tingkat yang aman bagi sistem global, negara-negara maju bersepakat untuk menekan emisi mereka ke tingkat sekitar 5% di bawah tingkat emisi tahun 1990 dalam periode komitmen pertama yaitu tahun 2008-2012. Salah satu mekanisme dan Kyoto Protokol untuk maksud tersebut adalah Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism). Dalam mekanisme ini negara maju akan melaksanakan kegiatan proyek penekanan emisi atau peningkatan serapan gas rumah kaca di negara berkembang, misalnya untuk sektor Land use, Land Use Change and Forestry (LULUCF) akan ada proyek penghutanan daerah bekas hutan dan bukan hutan. Untuk menilai dan memantau karbon dari kegiatan ini diperlukan suatu metoda pengukuran biomassa/stok karbon baik secara langsung maupun tidak langsung.