Technology of Spirulina fusiformis production intensively with monospectrum lighting
Teknologi produksi Spirulina fusiformis secara intensif dengan pencahayaan monospektrum
Date
2012Author
Fauzan, Ahmad
Budiardi, Tatag
Utomo, Nur Bambang Priyo
Metadata
Show full item recordAbstract
Spirulina sp. is important for food and feed industry. Spirulina sp. contains high nutrients levels such as protein, fatty acids, vitamins and antioxidants. Spirulina sp. is photoautotroph that can do process of photosynthesis to obtain the necessary range of compounds in metabolism. The objective of study to was compare the effective of the use of monospectrum lighting 1500 lux as source photosynthesis spectrum to biomass production. Spirulina fusiformis was intensively cultured using sources white, red, blue and blue-red spectrum. The results showed that treatment of light for culture Spirulina fusiformis influenced the top population level, biomass, proteins and chlorophyll content. The top of density on red, blue-red, white and blue at 18 day of cultivation with each density was 14,83 x 104 cells/ml; 8,67 x 104 cells/ml; 6,67 x 104 cells/ml and 3,89 x 104 cells/ml. The Spirulina fusiformis was cultured using sources red monospectrum lighting achieved the best production with biomass harvesting was 5,075 mg/ml, proteins content 65,77% and chlorophyll content 1,605 mg/l. Spirulina sp. merupakan jenis mikroalga yang banyak digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan pakan karena memiliki kandungan nutrisi seperti protein, asam lemak, vitamin, dan antioksidan yang tinggi. Spirulina sp. bersifat fotoautotrof yang melakukan proses fotosintesis untuk memperoleh berbagai senyawa yang diperlukan dalam metabolisme. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan efektivitas penggunaan lampu monospektrum 1500 lux sebagai sumber spektrum fotosintesis pada produksi biomassa Spirulina fusiformis yang dikultur secara intensif dengan menggunakan spektrum putih, merah, biru dan biru-merah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan cahaya pada kultur Spirulina fusiformis mempengaruhi puncak kepadatan, biomassa, kadar protein dan klorofil. Kepadatan puncak pada perlakuan merah, biru-merah, putih dan biru terjadi saat 18 hari kultivasi dengan masing-masing kepadatan 14,83 x 104 sel/ml; 8,67 x 104 sel/ml; 6,67 x 104 sel/ml dan 3,89 x 104 sel/ml. Spirulina fusiformis yang dikultur menggunakan sumber pencahayaan monospektrum merah mencapai produksi terbaik dengan biomassa panen 5,075 mg/ml, kadar protein sebesar 65,77% dan kadar klorofil sebesar 1,605 mg/l.