Analisis Perilaku Permintaan Rumah Tangga dan Jumlah Pasokan Cabai Merah Keriting di DKI Jakarta
Abstract
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia di samping terus tumbuh dan berkembangnya sektor-sektor lain. Sektor pertanian berada pada urutan kedua terbesar dalam menyumbangkan angka pada PDB setelah sektor industri pengolahan sejak tahun 2006 sampai 2010. Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor yang memiliki perkembangan cukup baik. Tahun 2011 produksi komoditi hortikultura seperti buah, sayur, tanaman obat dan melati setiap tahun mengalami peningkatan masing-masing sebesar 5,32, 3,99, 4,06, dan 5,28 persen. Salah satu komoditi subsektor hortikultura yang bernilai tinggi adalah cabai merah. Daerah yang paling banyak memproduksi cabai atau penghasil cabai terbesar di Indonesia berlokasi di pulau Jawa tepatnya di Jawa Barat. Sebagai komoditi strategis di Indonesia, fluktuasi harga dan pasokan cabai merah secara cepat mempengaruhi harga-harga pada komoditi lainnya. Ketidakseimbangan antara jumlah cabai yang tersedia dengan jumlah yang dibutuhkan konsumen sering menjadi sumber permasalahan dalam pasar cabai. Penawaran menyebabkan ketidakseimbangan pasar komoditi cabai tidak stabil karena terkadang jumlahnya terlalu tinggi atau sebaliknya jumlah penawaran sangat rendah. Selain dari sisi penawaran/jumlah pasokan, ketidakseimbangan pasar cabai bisa juga berasal dari sisi permintaan. Pada waktu-waktu tertentu permintaan cabai sangat tinggi dan pada waktu berbeda permintaan cabai stabil kembali atau menjadi lebih sedikit. DKI Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia selalu menjadi perhatian utama dan tolak ukur dalam mengkaji ketersediaan sumber bahan makanan bagi Indonesia secara keseluruhan. Kondisi di DKI Jakarta yang jumlah penduduk semakin meningkat menyebabkan tingkat kebutuhan terhadap berbagai komoditi semakin meningkat. Berbagai sumber bahan makanan yang berasal dari berbagai daerah umumnya dikumpulkan di satu pasar induk ini untuk kemudian disebarkan ke daerah-daerah yang membutuhkan pasokan. Pasar Induk Kramat Jati merupakan pasar induk di DKI Jakarta yang menjadi pusat perdagangan khususnya untuk komoditi sayur-sayuran, buah-buahan, dan umbi-umbian. Fluktuasi jumlah produksi cabai merah di Indonesia secara tidak langsung menggambarkan jumlah cabai merah yang tersedia di Indonesia yang tidak stabil. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku rumah tangga di wilayah DKI Jakarta dalam mengkonsumsi cabai merah, dan mengestimasi model permintaan rumah tangga serta mengestimasi model pasokan cabai merah di wilayah DKI Jakarta. Untuk memenuhi kebutuhan kelengkapan data, penelitian ini dilaksanakan di beberapa pasar yang ada di DKI Jakarta mulai dari pasar induk, pasar moderen, dan pasar tradisional. Jumlah responden dalam penelitian ini yaitu 50 orang yang ditentukan dengan metode convenience sampling. Data dianalisis dengan metode regresi linear berganda dan analisis deskriptif dengan menggunakan program Microsoft excel dan Minitab Versi 14.00.
Collections
- UT - Agribusiness [4610]