Analisis Strategi Pemasaran Pasta Ubi Jalar PT. Galih Estetika Kuningan, Jawa Barat
Abstract
Sektor agribisnis memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional, di mana tahun 2004-2008 kontribusi subsistem off-farm (industri) relatif lebih besar dari subsistem on-farm (budidaya). Terkait dengan hal tersebut, Indonesia mengembangkan agroindustri melalui program pengembangan kawasan agropolitan. Sejak tahun 2005, Pemkab Kuningan telah menyusun Masterplan Agropolitan yang menjadikan ubi jalar sebagai prioritas utama karena memiliki jumlah produksi dan produktivitas tertinggi dibandingkan komoditas unggulan lainnya. Potensi ubi jalar di Kab. Kuningan dimanfaatkan oleh PT. Galih Estetika sebagai pengekspor pasta ubi jalar ke Jepang. Saat ini, PT. Galih Estetika bersaing dengan tujuh perusahaan lain dalam industri yang ditempatinya terkait dengan perolehan bahan baku dan tenaga kerja, serta pemenuhan permintaan pasar. Hal tersebut berpengaruh pada penurunan volume penjualan PT. Galih Estetika ratarata 10,72 persen/tahun dan penurunan pangsa pasar dari 27,52 persen (2006) menjadi 23,96 persen (2009). Berdasarkan uraian di atas, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi kondisi eksternal dan internal PT. Galih Estetika; (2) menganalisis kesesuaian strategi pemasaran yang diterapkan PT. Galih Estetika dengan situasi persaingan dalam industri eksportir pasta ubi jalar; (3) mengkaji efektivitas pemanfaatan potensi sumberdaya pemasaran yang dimiliki PT. Galih Estetika serta merekomendasikan alternatif strategi pemasaran yang sesuai dengan situasi persaingan yang dihadapinya. Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2010 di PT. Galih Estetika Kab. Kuningan, Jawa Barat. Responden ditentukan secara sengaja (purposive), karena penelitian ini harus melibatkan responden yang kompeten. Alat analisis yang digunakan adalah Strategic Marketing Plus 2000 yang mengkaji kekuatan Customer (C1), Company (C2), Competitor (C3), dan Change (C4). Analisis terhadap C1, C3, dan C4 menghasilkan Competitive Setting Index (CSI) sedangkan analisis terhadap C2 menghasilkan Company Alignment Index (CAI). Kesesuaian strategi pemasaran yang diterapkan perusahaan dengan situasi persaingan yang terjadi dikaji menggunakan analisis kesenjangan (GAP) yang membandingkan nilai CSI dengan CAI. Analisis efektivitas pemasaran dilakukan menggunakan Marketing Effectiveness Review (MER). ...
Collections
- UT - Agribusiness [4611]