Pemanfaatan Data Equatorial Atmosphere Radar (EAR) Dalam Mengkaji Monsun di Kawasan Barat Indonesia.
Abstract
Daerah Kototabang, Padangpanjang, dan Sicincin merupakan daerah yang terletak di kawasan barat Indonesia dan relatif berada di sekitar ekuator. Namun perilaku atau karakteristik curah hujan di ketiga tempat tersebut memiliki pola yang berbeda-beda terhadap Monsun. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data EAR, Curah Hujan Kototabang, Padangpanjang, dan Sicincin. Berdasarkan data EAR di Kototabang periode April 2002-April 2006, Monsun terdapat pada lapisan 8-18km dan Monsun terkuat terjadi pada lapisan 14km. Analisis Power Spectral Density (PSD) dan Transformasi wavelet, Monsun berosilasi sekitar 12 bulanan. Profil vertikal menunjukkan bahwa Monsun kuat pada saat musim basah dengan puncaknya terjadi pada bulan Januari. Daerah Kototabang angin yang mendominasi adalah angin selatan hal ini disebabkan angin membawa massa uap air dari selatan ke utara . Berdasarkan hasil analisis pola curah hujan di daerah Kototabang, Padangpanjang dan Sicincin dengan angin meridional ternyata daerah Sicincin memiliki pola curah hujan yang sama dengan Monsun. Hal ini mengindikasikan adanya faktor lokal yang lebih dominan dalam mempengaruhi terjadinya Monsun. Hasil korelasi silang antara kecepatan angin meridional dengan curah hujan di Kototabang, Pontianak, dan Sicincin menunjukkan adanya