Pengaruh Perlakuan Fumigasi Amonia Terhadap Tingkat Pewarnaan dan Keawetan Beberapa Jenis Kayu Rakyat.
Date
2009Author
Pradibta, Andreas
Darmawan, Wayan
Rahayu, Istie Sekartining
Metadata
Show full item recordAbstract
Belakangan ini hutan-hutan rakyat telah dikenal sebagai penghasil kayu yang handal yang memiliki peluang tinggi untuk dijadikan produk bernilai tambah tinggi khususnya furniture. Namun mengingat rendahnya kualitas tampilan (warna pucat dan tidak seragam, corak serat kurang menarik) jenis-jenis kayu rakyat tersebut maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan kualitas penampilan alaminya (warna gelap cerah dan seragam, corak serat menarik) agar dapat bersaing dan diterima konsumen khususnya internasional seperti layaknya kayu-kayu yang sudah terkenal akan keindahan coraknya seperti kayu jati. Salah satu proses penting dalam produksi meubel dan furniture adalah finishing. Proses ini pada dasarnya adalah memodifikasi penampilan kayu sedemikian rupa sehingga sesuai dengan hasil yang kita inginkan. Menurut Kramer (1989), modifikasi penampilan atau warna kayu dapat dilakukan melalui dua tehnik yaitu: staining dan dyeing. Staining merupakan metode merubah warna alami kayu yang paling banyak diterapkan oleh industri kayu saat ini, karena banyaknya pilihan warna yang tersedia berupa stain. Namun tehnik ini dapat berimplikasi pada tertutupnya penampilan alami serat kayu yang indah akibat masuknya pigmen yang mengisi pori kayu sehingga mengurangi keindahan kayu. Ada tehnik lain yang dapat merubah warna alami kayu yang dicobakan pada penelitian ini, yaitu fumigasi amonia. Penelitian fumigasi dilakukan dengan cara menempatkan contoh uji basah berukuran 2 x 8 x 15 cm dan 5 x 2,5 x 2 cm yang tediri dari kayu Durian, Nangka, Mahoni, Menteng, Mindi dan Rambutan ke dalam ruang fumigasi yang berukuran panjang 100 cm x lebar 50 cm x tinggi 70 cm sebanyak masing – masing 2 contoh uji untuk tiap jenis kayu yang nantinya di gunakan untuk uji daya tahan terhadap cuaca dan uji daya tahan terhadap rayap kayu kering. Tahap selanjutnya adalah memasukan larutan amonia pada volume dua, empat dan enam liter ke dalam ruangan tersebut. Pengamatan dilakukan pada selang waktu 24, 48 dan 72 jam. Contoh uji hasil fumigasi difoto dan diamati secara makroskopis dan mikroskopis serta dihitung nilai RGBnya. Hasil yang diperoleh dari serangkaian percobaan di atas adalah perubahan warna hanya terjadi pada jenis sampel kayu Nangka, Mahoni dan Rambutan. Kayu Nangka memiliki nilai pergeseran warna yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis kayu lainya. Peningkatan konsentrasi amonia berpengaruh terhadap tingkat kegelapan yang dihasilkan. Peningkatan konsentrasi amonia juga berpengaruh terhadap nilai mortalitas rayap dan persen kehilangan berat sampel kayu. Secara keseluruhan sampel uji kayu yang difumigasi dengan volume amonia yang lebih besar memiliki nilai mortalitas rayap lebih besar dan nilai kehilangan berat yang lebih kecil dibandingkan dengan sampel kayu yang difumigasi dengan volume amonia yang lebih kecil.
Collections
- UT - Forestry Products [2376]