Keterbukaan Areal dan Kerusakan Tegakan Tinggal Akibat Kegiatan Penebangan dan Penyaradan (Studi Kasus di PT. Austral Byna, Kalimantan Tengah).
Abstract
Sebagai salah satu subsistem dari sistem pengelolaan hutan, Tebang Pilih Tanam Indonesia adalah salah satu sistem silvikultur yang diterapkan pada hutan-hutan alam di Indonesia. Namun dalam pelaksananya hingga saat ini, banyak ditemui kendala dan kesulitan – kesulitan yang dihadapi oleh para pemegang IUPHHK salah satunya adalah PT. Austral Byna. Akibatnya timbul masalah kerusakan tegakan tinggal dan keterbukaan areal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat keterbukaan areal akibat kegiatan penebangan, penyaradan, Tpn dan jalan angkutan; menentukan tingkat kerusakan tegakan tinggal akibat kegiatan penebangan dan penyaradan; dan mengetahui pengaruh diameter pohon dan kemiringan lereng terhadap keterbukaan areal dan kerusakan tegakan tinggal akibat penebangan. Penelitian ini diawali dengan melakukan pengukuran keterbukaan dan kerusakan tegakan tinggal akibat penebangan satu batang pohon. Parameter yang diukur adalah pohon, tiang dan pancang yang rusak akibat pohon. Keterbukaan areal akibat kegiatan penyaradan didapatkan dengan mengukur besarnya keterbukaan akibat pembuatan jalan sarad, Tpn, dan jalan angkutan pada setiap petak tebangan. Kerusakan tegakan tinggal akibat penyaradan didapatkan dengan mengukur kerusakan pohon, tiang dan pancang pada tiap jalan sarad per 100 meter. Pengaruh dari diameter dan kelas lereng pada tingkat kerusakan tegakan tinggal dan keterbukaan areal didapatkan dengan perhitungan analisis sidik ragam. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa besarnya keterbukaan yang diakibatkan oleh penebangan oleh satu batang pohon adalah sebesar 196,85 m2/phn atau seluas 984,26 m2/ha dimana dalam satu hektar terdapat 5 pohon yang ditebang. Besarnya keterbukaan areal akibat penyaradan di setiap petak rata - rata adalah 17,72%, sedangkan keterbukaan akibat jalan angkutan di setiap petak rata – rata adalah 4,7% dan pada TPn rata – rata seluas 0,12% sehingga total keterbukaannya rata – rata adalah 22,54%. Besarnya kerusakan tegakan tinggal yang diakibatkan oleh robohnya satu batang pohon adalah sebesar 4,1 m3/phn atau sebanyak 6,46 batang pohon rusak untuk setiap pohon yang rebah atau total sebesar 20,5m3/ha. Besarnya kerusakan pohon akibat penyaradan adalah 13,48 pohon/Hm atau sebesar 11,03 m3/Hm. Kemiringan lereng lapangan tidak mempengaruhi besarnya keterbukaan areal. Besarnya diameter tidak berpengaruh terhadap keterbukaan areal, namun berpengaruh terhadap kerusakan tegakan tinggal akibat kegiatan penebangan. Secara umum, besarnya kerusakan yang terjadi di PT. Austral Byna dapat dikatakan tinggi.
Collections
- UT - Forestry Products [2377]