Efektifitas Kombinasi Aromatase Inhibitor dan Ovaprim dalam Merangsang Pemijahan Ikan Sumatra Puntius tetrazona
Date
2010Author
Hakim, Firman Nazrasul
Sudrajat, Agus Oman
Arfah, Harton
Metadata
Show full item recordAbstract
Ovaprim merupakan sebuah merek dagang dari produk perikanan yang dihasilkan oleh Syndel Laboratories, Canada. Ovaprim sudah sering digunakan untuk merangsang pematangan gonad dan pemijahan pada ikan. Keberadaan ovaprim sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha pembenihan. Namun, keberadaan ovaprim di pasaran masih diatur oleh importir dari produk tersebut. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan dari usaha pembenihan. Untuk menekan kebergantungan akan ketersediaan ovaprim, perlu adanya bahan alternatif lain yang berefek positif terhadap proses reproduksi pada ikan. Akhir – akhir ini Aromatase Inhibitor (AI) digunakan untuk mempercepat pematangan gonad pada ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Aromatase inhibitor dalam proses pematangan gonad dan untuk mengetahui proporsi Aromatase Inhibitor yang paling efektif dalam mensubstitusi penggunaan porsi ovaprim untuk memacu pematangan gonad dan reproduksi pada ikan. Dalam penelitian ini terdiri dari 3 perlakuan kombinasi AI dan ovaprim (spawnprime A) dan 3 kontrol, yaitu spawnprime A1 (25% AI; 75% ovaprim), spawnprime A2 (50% AI; 50% ovaprim), spawnprime A3 (75% AI dan 25% ovaprim), kontrol ovaprim 100%, kontrol AI 100%, dan kontrol aquabides. Masing-masing perlakuan dan kontrol diujikan terhadap 8 ekor induk ikan Sumatra, dimana setiap perlakuan diinduksikan spawnprime A secara intramuscular. Kemudian 8 jam setelah penyuntikkan, masing-masing ikan uji diperiksa kesiapannya untuk distripping dan diperiksa kembali setiap 3 jam sekali apabila belum terjadi ovulasi. Sebelum perlakuan diujikan pada ikan Sumatra, 3 ekor ikan Sumatra yang mewakili populasi induk Sumatra siap suntik diamati diameter telur dan posisi inti telur melalui proses pembedahan. Proses pemijahan dilakukan secara buatan yaitu induk Sumatra yang sudah ovulasi distripping dan telurnya dimasukkan ke dalam botol film yang sudah diisi dengan larutan fisiologis. Pengenceran ovaprim yang diinduksikan terhadap induk Sumatra sebanyak 10 kali. Dosis suntik spawnprime A pada masing-masing induk Sumatra 0,5ml/kg bobot induk. Perlakuan spawnprime A mempengaruhi tingkat keberhasilan dan lama waktu yang diperlukan induk Sumatra untuk memijah. Semakin tinggi proporsi AI yang diinduksikan ke dalam induk, semakin rendah tingkat keberhasilan memijah (P<0,05). Peningkatan proporsi AI dalam spawnprime A berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap peningkatan ukuran diameter telur yang diovulasikan. Rendahnya nilai-nilai parameter pemijahan seperti derajat pembuahan, derajat penetasan, dan tingkat kelangsungan hidup larva selama 2 hari diduga karena sperma yang digunakan untuk membuahi sel telur ikan Sumatra bukan berasal dari satu spesies, tapi berasal dari spesies lain, yaitu ikan Tawes Puntius javanicus. Dari hasil penelitian yang diperoleh, diduga pemakaian Aromatase Inhibitor (imidazole) dapat menggantikan ovaprim hingga 50% dan optimal jika porsi AI dalam spawnprime A sebesar 42% dari proporsi normal ovaprim dalam merangsang pemijahan ikan, khususnya pada ikan Sumatra. Penggunaan spawnprime A2 dalam pemijahan ikan Sumatra dapat menekan biaya pengadaan rangsangan pemijahan hingga 50% dari biaya yang sering dikeluarkan jika rangsangan pemijahannya berupa ovaprim.