Peran Perendaman dengan Air Tawar dalam Menekan Penyakit pada Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Doty di Perairan Semak Daun Kepulauan Seribu, Jakarta
Abstract
Kappaphycus alvarezii Doty merupakan salah satu jenis rumput laut penghasil karaginan yang banyak dibudidayakan, antara lain di perairan Pulau Pari Kepulauan Seribu Jakarta. Di pulau tersebut, usaha budidaya rumput laut mengalami kesulitan produksi disebabkan oleh hama dan penyakit ice-ice. Penyakit ini muncul akibat perubahan lingkungan yang menyebabkan rumput laut stress sehingga mudah diserang bakteri patogen dari dalam air dengan indikasi talus yang memutih. Bakteri patogen yang hidup di air bersalinitas tinggi dapat dilemahkan oleh air tawar seperti dipping (perendaman) ikan laut ke dalam air tawar yang ternyata mampu mengurangi parasit dan bakteri pada tubuhnya. Perlakuan tersebut mungkin bisa diterapkan pada rumput laut. Penelitian bertujuan untuk mengetahui peran air tawar dalam menekan serangan penyakit pada budidaya rumput laut K. alvarezii Doty di perairan Semak Daun, Kepulauan Seribu. Penelitian dilakukan di perairan Semak Daun, Kepulauan Seribu Jakarta. Rumput laut dengan berat per rumpun 96,67 – 101,33 g dipelihara menggunakan metode longline 15 m sebanyak 6 tali ris dengan 2 perlakuan yaitu tanpa dan dengan perendaman air tawar. Pada tali diikat rumput laut sebanyak 60 rumpun. Setiap perlakuan diulang 3 kali dan dipelihara selama 27 hari. Perendaman dilakukan dengan cara mengangkat bibit rumput laut pada tali ris kemudian direndam di air tawar dalam wadah styrofoam selama 5 menit. Pada 15 bibit dari tiap tali ris ditimbang bobot dan diukur diameternya. Setelah pengukuran bibit sampel kembali diikat pada tali ris. Parameter yang diamati terdiri dari kondisi rumput laut, pertumbuhan bobot, diameter talus dan biomassa rumput laut serta fisika-kimia perairan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam lingkungan perairan dengan karakteristik seperti kecepatan arus permukaan rata-rata 0,28 m/s, kandungan nitrat dan nitrit rata–rata 0,0943 mg/l, serta fosfat rata-rata 0,0926 mg/l menyebabkan rumput laut mengalami serangan penyakit ice-ice dan epifit. Serangan penyakit memperlihatkan prevalensi yang berbeda pada dua macam perlakuan di akhir pemeliharaan, dimana rumput laut yang direndam air tawar memiliki prevalensi ice-ice 4,5% dan epifit 17,8% lebih rendah dibandingkan dengan rumput laut yang tidak direndam yaitu 15,5% dan 31,1%. Perlakuan air tawar mampu membunuh atau melemahkan bakteri patogen sehingga memberi pengaruh nyata terhadap pertumbuhan bobot rata-rata dan biomassa bibit K. alvarezii. Di akhir pemeliharaan bobot rata-rata dan biomassa bibit perlakuan air tawar 147,56 g dan 26,56 kg sedangkan kontrol 126,11 g dan 21,44 kg. Oleh karena itu, air tawar terbukti berperan dalam menekan serangan penyakit ice-ice dan epifit.