dc.description.abstract | Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan peternak ayam yang membutuhkan obat, salah satunya adalah obat anti coccidian yang aman, murah dan mudah didapat. Obat-obatan anti coccidian yang ada selama ini, selain mahal harganya, juga menimbulkan permasalahan yaitu resistensi penyakit terhadap obat serta masalah residu yang dapat ditemukan pada produk akhir asal hewan seperti daging dan telur apabila digunakan secara terus menerus. Pada penelitian ini ingin mengetahui perbandingan sistem kekebalan, salah satunya adalah leukosit ayam setelah diberi sambiloto dengan koksidiostat (sulfaquinoxalin). Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan gambaran diferensiasi leukosit ayam setelah pemberian sambiloto dosis bertingkat dengan koksidiosat. Pada penelitian ini digunakan 25 ekor ayam pejantan petelur strain Is a Vedetie umur dua minggu yang bebas coccidia, terbagi dalam lima kelompok yaitu kelompok dengan perlakuan pemberian sambiloto dengan dosis bertingkat yaitu S11(dosis rendah), SI2 (dosis sedang), dan SI3(dosis tinggi), kelompok obat anti coccidia sulfaquinoxalin (dosis 13 mg/kg berat badan = kontrol obat) dan kelompok kontrol negatif (KN) yaitu kelompok ayam yang tidak diberi koksidiostat maupun sambiloto. Dari kelima kelompok tersebut diambil darahnya pada hari ke 0, 3, 5, 8, 11, dan 15 untuk dibuat preparat ulas darah tipis dan diwarnai dengan Giemsa, lalu dihitung persentase heterofil, eosinofil, basodil, limfosit, dan monosit. | |