Suitability Study of Coral Reefs Ecosystem of Liwutongkidi Island and its Surrounding for Development of Ecotourism in the Buton District
Kajian Kesesuaian Terumbu Karang Kawasan Pulau Liwutongkidi dan sekitarnya untuk Pengembangan Ekowisata di Kabupaten Buton
Abstract
The area of Liwutongkidi island in the District of Buton, Province South East Sulawesi, has a varied coastal and marine resource potentials, such as coral reef ecosystem. The objectives of this research was (a) to identify the potential for coral reef ecosystem in the island of Liwutongkidi area (b) to analyze the suitability and carrying capacity of coral reef for tourism development (c) to estimate the economic value of the tourism. The coral reef ecosystem can be used to study its suitability for marine tourism objects of diving and snorkeling. Collected data were life form of coral reef, coral fish, current speed, water transparency and coral reef depth. The formula used to determine tourism suitability is suitability matrix of diving and snorkeling, and Scenic Beauty Estimation (SBE) to judge the quality of landscape. Line intercept transept method during survey showed that Island of Liwutongkidi area had a condition of coral reef in the category of “good” with the average coral coverage is 52.03%. However the economic value was very low calculated the travel cost method analysis. Kawasan Pulau Liwutongkidi memiliki ekosistem terumbu karang yang masih baik dan berpotensi untuk pengembangan ekowisata bahari, baik selam maupun snorkelling. Daerah tersebut merupakan areal dari kawasan konservasi laut daerah dan merupakan bagian dari rencana pemerintah Kabupaten Buton dalam mengembangkan Pulau Liwutongkidi sebagai kawasan ekowisata. Tujuan penelitian ini adalah (a) Mengidentifikasi potensi ekosistem terumbu karang di kawasan Pulau Liwutongkidi , (b) Menganalisis kesesuaian dan daya dukung terumbu karang bagi pengembangan ekowisata, (c) Mengestimasi nilai ekonomi wisata. Untuk mengetahui tingkat kesesuaian dan daya dukung kawasan ekosistem terumbu karang untuk wisata selam dan snorkeling, maka dibutuhkan data-data menyangkut kondisi ekologis dan kualitas perairan. Kondisi ekologis yang menjadi pembatas untuk wisata selam dan snorkeling meliputi kondisi tutupan komunitas karang (% cover), jenis life form, lebar hamparan terumbu karang, keragaman jenis-jenis ikan karang. Kondisi kualitas perairan yang menjadi pembatas yaitu kecepatan arus, kedalaman perairan dan kecerahan perairan. Penentuan tingkat kesesuaian kawasan sebagai kawasan wisata selam atau snorkeling menggunakan Analisis Matriks Kesesuaian Kawasan. Kesesuaian wisata bahari kategori wisata snorkeling mempertimbangkan tujuh (7) parameter dan untuk selam enam (6) parameter, dengan empat (4) klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian wisata snorkeling antara lain kecerahan perairan, tutupan karang, jenis life form karang, jenis ikan karang, kecepatan arus, kedalaman terumbu karang dan lebar hamparan datar karang. Kemudian di dapat Indeks Kesesuaian Wisata (IKW). Hasil IKW selanjutnya dikelompokan dalam 3 kategori yaitu S1 (Sangat sesuai, dengan IKW 83-100 %), S2 (Sesuai, dengan IKW 50-<83 %) dan N (Tidak sesuai, dengan IKW < 50%).
Collections
- MT - Fisheries [3026]