Physico-chemistry Characteristics of Agar Powder from Gracilaria verrucosa at Different Cultivated Methods, Weight Seed, Planting Periode
Karakteristik Fisiko Kimia Agar Tepung Gracilaria verrucosa dengan Metode Penanaman, Bobot Bibit dan Umur Panen yang Berbeda
Abstract
Gracilaria verrucosa is one kind of seaweed which produces agar and has important economic value especially for food and pharmaceutical industries. Characteristics of agar are affected by some factors such as culture method, seed weight, and planting periode of seaweed, which is specific locally in correlation to environmental parameters. Seaweed cultivation was carried out in brackishwater pond (temperature 25-29 oC, salinitas 25-28 ppt, deeply 60 cm, pH 6-7, nitrat 0,120-0,170 mg/l, fosfat 0,015-0,022 mg/l) at Selok Village, District of Adipala, Cilacap Regency, Central Java. The experiment was carried out to: 1) determine the culture method, seed weight and planting periode that provides the best growth rate of G. verrucosa; 2) to measure the physico-chemical characteristics of agar from G. verrucosa at different culture method, seed weight and planting periode. This study was begin with the cultivation G. verrucosa used the culture method floating raft and sinking raft, seed weight 50, 75 and 100 g, and planting periode 45, 60, 75 and 90 day. G. verrucosa dried cultivated and then checked the moisture content, ash and acid insoluble ash content. Research continued with the extraction of G. verrucosa to produce agar whice is then carried out to characteristics of yield, moisture content, ash content, gel strength, and viscosity. The best agar of each method for culture method and then do characteristics of which 3,6-anhidro-L-galaktosa content, sulfat content, heavy metal, geling point, melting point, and whiteness. Variety of obsevation data were analyzed and followed by Duncan multiple range test, with the program spss 13 on level 95%. Enviromental conditions at research area are suitable for cultivation of G. verrucosa. Seed weight and planting periode had influence on growth rate of G. verrucosa, which floating method gave higher growth rate than sinking method. The quality of agar which cultivated using floating method was better than sinking method. Floating method with 50 g of seed weight and harvesting time at 60 days gave the best quality of agar. Salah satu jenis rumput laut merah yang memiliki nilai ekonomis tinggi adalah Gracilaria verrucosa yang merupakan bahan baku pabrik agar, disamping diekspor dalam bentuk kering. Agar adalah bentuk koloid dari suatu polisakarida kompleks hasil ekstraksi dari beberapa jenis rumput laut merah diantaranya Gracilaria. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan metode penanaman, bobot bibit, dan umur panen yang memberikan laju pertumbuhan G. verrucosa terbaik, dan mengukur karakteristik fisiko-kimia agar tepung G. verrucosa yang diperoleh dari metode penanaman, bobot bibit dan umur panen yang berbeda. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan produktivitas dan mutu agar yang dihasilkan oleh G. verrucosa. Penelitian ini diawali dengan budidaya G. verrucosa dengan metode penanaman (apung dan dasar), bobot bibit (50, 75 dan 100 g) dan umur panen (45, 60, 75 dan 90 hari). G. verrucosa kering hasil budidaya kemudian diukur kadar air, kadar abu dan kadar abu tak larut asam. Penelitian dilanjutkan dengan ekstraksi G. verrucosa untuk menghasil agar tepung yang kemudian dilakukan karakterisasi rendemen, kadar air, kadar abu, kekuatan gel dan viskositas. Agar terbaik dari setiap metode penanaman kemudian dilakukan karakterisasi yaitu kadar 3,6-anhidro-L-galaktosa, kadar sulfat, logam bobot, titik jendal, titik leleh dan derajat putih. Data hasil pengamatan dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji beda jarak berganda Duncan, dengan program SPSS 13 pada tingkat kepercayaan 95%. Tambak yang digunakan berukuran 600 m2, sebelum tambak digunakan tambak dibersihkan dari lumut dan hewan pengganggu. Air tambak tidak perlu dilakukan pemupukan, hal ini dikarenakan tambak yang digunakan untuk penelitian sebelumnya telah digunakan untuk budidaya bandeng sehingga diharapkan tambak yang digunakan masih memiliki zat hara yang cukup untuk budidaya rumput laut. Substrat tambak terdiri dari pasir dan sedikit lumpur. Rakit yang digunakan yaitu sebanyak 52 rakit, luas dari masing-masing rakit yaitu 3x3 m2 dengan 10 tali nilon yang direntangkan dengan jarak antar ikatan nilon 30 cm. Setiap tali diikatkan bibit sebanyak 10 ikat bibit dengan jarak antar bibit 30 cm, jumlah ikatan per rakit sebanyak 100 ikat bibit. Rakit diikatkan pada tiang pancang, namun masih memungkinkan rakit tersebut mengikuti tingginya air.
Collections
- MT - Fisheries [3019]