Strategi Pengembangan Bisnis Buah Semangka pada CV Salim Abadi, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung
Abstract
Buah-buahan merupakan sumber vitamin dan mineral yang diperlukan oleh tubuh. Selain sebagai sumber vitamin dan minteral, semangka merupakan salah satu jenis buah-buahan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Kenaikan konsumsi buah-buah sebesar 0,44 persen secara nasional membuka peluang tersendiri bagi perusahaan untuk menjalankan suatu usaha di bidang produksi dan distribusi buah. Meskipun bukan sebagai penghasil buah-buahan terbesar, Lampung merupakan salah satu penyumbang produksi buah-buahan nasional. Menurut Badan Pusat Statistik (2010), Jawa barat, Jawa Timur dan Lampung merupakan tiga provinsi terbesar yang menyumbangkan produksi buahbuahan terhadap total produksi buah nasional. Provinsi Lampung berpotensi untuk pengembangan komoditi buah hortikulutra seperti semangka. Menurut Badan Pusat Statistik (2010), Provinsi Lampung memberikan total produksi buah sebesar 28,24 ton untuk produksi buah semangka. Salah satu perusahaan yang menangkap peluang bisnis buah semangka adalah CV Salim Abadi (CV SA). Untuk mempertahankan bisnis buah semangka, pihak CV SA perlu melakukan strategi agar perusahaan dapat berkembang dan terhindar dari kerugian. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis faktor-faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang dapat mempengaruhi bisnis buah semangka CV SA, (2) menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal yang menjadi ancaman dan peluang yang dapat mempengaruhi bisnis buah semangka CV SA, (3) merekomendasikan prioritas strategi pengembangan usaha yang tepat sesuai dengan kondisi lingkungan bisnis buah semangka CV SA. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2012. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Penelitian menggunakan responden berjumlah 14 orang, yaitu general manager sebagai pihak internal dan pihak eksternal antara lain Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, pesaing CV SA bapak Haji Marno, enam orang petani mitra dan lima orang petani musiman. Alat bantu analisis yang digunakan untuk merumuskan strategi adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSPM. Hasil analisis lingkungan internal dengan matriks IFE menunjukkan bahwa bisnis buah semangka CV SA memiliki total skor yang berjumlah 3,1234. Nilai tersebut di atas nilai rataan sebesar 2,5 yang menunjukkan bahwa pengembangan bisnis buah semangka CV SA berada di atas rata-rata, yaitu perusahaan mampu memanfaatkan kekuatannya dengan cukup baik, antara lain: 1) mencakup pasar Jawa dan Sumatera, 2) memiliki petani mitra dan musiman, 3) memiliki sistem pembukuan dan alat pengambilan keputusan, 4) input produksi terjamin ketersediaannya, 5) memiliki SOP buah semangka sendiri, 6) pembagian kerja karyawan yang jelas, dan 7) fasilitas informasi manajemen yang lengkap. Selain itu, perusahaan dapat meminimalkan kelemahan dengan cukup baik, yaitu: iii 1) masih menggunakan sistem sewa lahan, 2) kontrak jual beli belum kuat, 3) belum mampu memenuhi kebutuhan ekspor semangka, 4) visi dan misi perusahaan belum tertulis dan jelas, 5) SDM lapangan yang kurang profesional, dan 6) kegiatan promosi belum gencar. Sedangkan hasil analisis lingkungan eksternal dengan matriks EFE menunjukkan bahwa bisnis buah semangka CV SA memiliki total skor yang berjumlah 2,3079. Nilai ini berada di bawah nilai rataan sebesar 2,5 yang menunjukkan bahwa dalam pengembangan bisnis buah semangka, CV SA kurang memberikan respon terhadap peluang yang ada, antara lain: 1) adanya perdagangan ekspor impor, 2) buah semangka merupakan komoditi unggulan Lampung Tengah, 3) dukungan pemerintah terhadap pengembangan potensi daerah, 4) konsumsi buah-buahan yang meningkat 0,44 persen, dan 5) perkembangan teknologi budidaya. Selain itu juga, perusahaan kurang dapat menghindari adanya ancaman pada bisnis buah semangka, antara lain: 1) hambatan masuk pendatang baru rendah, 2) kebijakan lulus uji kualitas buah, 3) adanya produk buah musiman, 4) adanya alih fungsi lahan, dan 5) terjadinya perubahan iklim dan cuaca. Hasil analisis matriks IE menunjukkan bisnis buah semangka CV SA berada pada kuadran IV, yaitu berada pada posisi kemampuan internal kuat dan eksternal yang sedang. Perusahaan dapat dikelola dengan strategi tumbuh dan membangun (grow and build) yang dapat dilakukan dengan melakukan strategi intensif seperti penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk, serta dapat dilakukan dengan strategi integratif seperti integrasi kedepan, integrasi ke belakang dan integrasi horizontal. Hasil strategi dengan matriks SWOT menghasilkan tujuh alternatif strategi, yaitu: 1) mengembangkan kinerja SDM untuk meningkatkan produksi dan sasaran pasar yang lebih luas, 2) memberikan pelatihan dan pendidikan bagi karyawan, 3) melakukan kerjasama dengan petani semangka lainnya, 4) membeli lahan sendiri, 5) memanfaatkan potensi daerah serta dukungan pemerintah dan teknologi yang ada, 6) menetapkan kontrak perjanjian kepada pemasok dan pembeli dengan jelas, dan 7) menetapkan visi dan misi perusahaan. Matriks QSP menghasilkan prioritas dari alternatif strategi dalam strategi pengembangan bisnis buah semangka CV SA dengan nilai STAS (Sum Total Attractiveness Score) tertinggi adalah mengembangkan kinerja SDM untuk mengingkatkan produksi dan sasaran pasar yang lebih luas dengan STAS sebesar 5,4266. Strategi ini merupakan strategi pemanfaatan kekuatan perusahaan untuk mengatasi kelemahan bisnis buah semangka CV SA.
Collections
- UT - Agribusiness [4618]