Analisis Keputusan Dan Kepuasan Konsumen Jeruk Medan Di Pasar Baru Bogor
Abstract
Hortikultura meliputi sayuran, buah‐buahan, obat‐obatan (biofarmaka) dan tanaman hias. Pada tahun 2009 kontribusi subsektor hortikultura terhadap PDB nasional mengalami peningkatan menjadi sebesar 89.057 milyar rupiah. Salah satu produk hortikultura yang memberikan kontribusi pada PDB nasional adalah buahbuahan yaitu sebesar 50.595 milyar rupiah. Buah‐buahan menempati urutan pertama dalam menyumbang PDB hortikultura. Buah‐buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi tinggi yang dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat dan petani baik berskala kecil, menengah maupun besar. Selain itu, buah memiliki keunggulan berupa nilai jual yang tinggi, keragaman jenis, ketersediaan sumberdaya lahan dan teknologi serta pasar di dalam negeri maupun internasional yang terus meningkat. Jeruk Medan merupakan salah satu produk agroindustri yang berasal dari Sumatera Utara. Keunggulan Jeruk Medan yaitu kulit buahnya yang lebih tebal sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama dan berpeluang untuk diekspor ke mancanegara. Berdasarkan data produksi jeruk di Sumatera Utara tahun 2009 produksi Jeruk Medan mencapai 861.530 ton dengan tanaman jeruk yang menghasilkan 5.172.995 pohon dan produktivitas 166,54 kg per pohon. Pada saat ini Jeruk Medan mengalami persaingan dengan jeruk-jeruk impor. Banyaknya jeruk impor yang ada di Indonesia akibat dibukanya ASEAN China Free Trade Area (ACFTA) merupakan kesepakatan perdagangan bebas antara China dan ASEAN yang telah resmi diberlakukan sejak tahun 2004. Penerapan kesepakatan ini menandai awal liberalisasi perdagagan yang harus dijalankan oleh Negara-negara peserta (Contracting parties). Hambatan tarif direduksi dan dinolkan, sehingga komoditaskomoditas dari berbagai sektor dapat masuk tanpa terkena bea masuk. Keadaan ini mengakibatkan pasar Indonesia semakin dibanjiri oleh produk China. Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : menganalisis proses keputusan pembelian responden terhadap Jeruk Medan, menganalisis penilaian dan kepuasan responden terhadap atribut Jeruk Medan, dan menyusun implikasi studi perilaku konsumen terhadap strategi bauran pemasaran Jeruk Medan Proses keputusan pembelian yang dianalisis meliputi serangkaian kegiatan yang dimulai dari identifikasi masalah untuk mengenali kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan hasil berupa evaluasi setelah pembelian. Selanjutnya, melakukan penilaian serta kepuasan konsumen terhadap Jeruk Medan dengan menggunakan IPA dan CSI. Analisis CSI dilakukan untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen, yaitu dengan melakukan pembobotan terhadap tingkat kepentingan dan tingkat kinerja pada atribut-atribut yang dimiliki 3 Jeruk Medan berdasarkan penilaian konsumen hingga diperoleh indeks kepuasan konsumen secara keseluruhan. Setelah itu dilakukan analisis Importance Performance Analysis (IPA) untuk memetakan presepsi responden terhadap tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut sehingga dapat dilakukan perbaikan pada atribut yang memerlukannya. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap responden Jeruk Medan diperoleh bahwa Jeruk Medan di Pasar Baru Bogor merupakan masyarakat golongan menengah, mayoritas berpenghasilan Rp 2000.000-Rp 3.000.000 dan sebagian besar tingkat pendidikan terakhir SMA/SLTA. Karakteristik lain adalah responden berstatus menikah dengan pekerjaan adalah sebagai ibu rumah tangga, memiliki keluarga yang ideal 5-6 orang dan berada pada rentang usia produktif. Hasil analisis proses keputusan pembelian Jeruk Medan, menyimpulkan pada tahap pengenalan kebutuhan, motivasi responden mengkonsumsi buah jeruk karena merupakan sumber vitamin yang baik untuk tubuh (51%). Hal ini seiring dengan manfaat utama yang dicari responden yaitu untuk menjaga kesehatan (46%). Pada tahap pencarian informasi, sumber informasi keberadaan Jeruk Medan di Pasar Baru Bogor adalah diri sediri (37%), sumber utama yang mempengaruhi dalam keputusan pembelian buah jeruk adalah keluarga (59%), dan indikator yang menjadi pertimbangan pembelian Jeruk Medan di Pasar Baru Bogor adalah bisa ditawar (32%) Selain itu, pada evaluasi alternatif jeruk lokal ternyata lebih banyak dibeli responden daripada jeruk impor yaitu masing-masing 63 dan 20 responden. Pada tahap keputusan pembelian, perencanaan pembelian yang dilakukan adalah secara terencana (65%). Frekuensi mengkonsumsi buah yang dilakukan 2-3 hari sekali (31%). Pada tahap evaluasi pasca pembelian, responden akan membeli buah jeruk ke tempat lain apabila tidak tersedia (47%). Jika terjadi kenaikan harga buah jeruk maka responden mencari buah lain yang lebih murah (72%). Hasil analisis importance-performance menunjukkan bahwa terdapat atribut yang harus menjadi prioritas dan kinerjanya harus ditingkatkan, yaitu atribut harga, rasa, warna kulit dan kebersihan kulit. Secara keseluruhan, responden merasa puas terhadap kinerja atribut-atribut Jeruk Medan berdasarkan nilai CSI sebesar 71,3 persen.
Collections
- UT - Agribusiness [4253]