Faktor-faktor yang Memengaruhi Aliran Perdagangan Impor Bawang Merah dan Kentang Indonesia (Periode Tahun 2001-2010)
Abstract
Bawang merah dan kentang merupakan jenis tanaman sayuran yang cukup potensial dikembangkan di Indonesia, hal ini disebabkan luas areal dan produksinya yang cukup besar dibandingkan dengan tanaman sayuran lainnya. Namun, sejak tahun 2006 hingga 2010 terjadi peningkatan neraca impor kedua komoditas ini secara signifikan. Peningkatan ini kemudian akan secara langsung memengaruhi neraca perdagangan sayuran dan hortikultura Indonesia. Kondisi ini pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini disebabkan neraca perdagangan merupakan salah satu penentu Produk Domestik Bruto Indonesia dari sisi pengeluaran. Tingginya permintaan impor bawang merah dan kentang ini tidak hanya memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, tetapi juga berdampak pada penurunan tingkat kesejahteraaan petani Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kondisi dan kecenderungan impor komoditas bawang merah dan kentang Indonesia. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi aliran perdagangan impor komoditas bawang merah dan kentang Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data yang diamati merupakan data gabungan time series dan cross section atau panel data. Tahun pengamatan sebanyak sepuluh tahun, mulai dari tahun 2001 hingga 2010. Jumlah negara yang menjadi asal impor yang diamati pada penelitian ini disesuaikan dengan keberlanjutan impor yang terjadi selama periode pengamatan. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan model gravitasi. Model estimasi terbaik yang digunakan untuk melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang memengaruhi aliran perdagangan komoditas bawang merah berdasarkan uji Chow adalah dengan menggunakan model efek tetap (fixed effect model) yang kemudian diboboti dengan cross-section SUR. Pada komoditas kentang dengan menggunakan uji yang sama, diperoleh model estimasi terbaik yaitu pooled least square. Sama halnya dengan bawang merah model ini kemudian diboboto dengan cross-section SUR untuk mendapatkan hasil terbaik. Berdasarkan hasil estimasi dengan menggunakan model gravitasi diketahui dari tujuh variabel yang digunakan hanya satu variabel yang tidak berpengaruh terhadap volume impor bawang merah dan kentang Indonesia. Adapun variabel yang berpengaruh terhadap volume impor bawang merah dan kentang Indonesia yaitu populasi negara pengekspor, populasi Indonesia, harga impor, jarak ekonomi, GDP riil Indonesia dan GDP riil negara pengekspor. Sedangkan variabel nilai tukar tidak memengaruhi volume impor bawang merah dan kentang Indonesia. Adapun saran dalam penelitian ini adalah dibutuhkan regulasi yang tepat dalam mengatur impor bawang merah dan kentang ini. Misalnya, dengan menutup pintu impor pada daerah sentra produksinya yang dapat dilakukan oleh Kementerian Pertanian .Selain itu agar dapat bersaing dengan produk impor, bawang merah dan kentang domestik harus dapat menekan harga. Hal ini dapat tercapai apabila petani dapat menekan biaya produksinya, dalam hal ini, pemerintah (Kementerian Pertanian) bekerjasama dengan lembaga-lembaga penelitian dapat berperan dalam penyediaan teknologi produksi yang lebih baik, misalnya pemberian subsidi berupa bibit unggul.