Analisis Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) Desa Kertawinangun Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu
Abstract
Peningkatan jumlah penduduk Indonesia berdampak pada peningkatan permintaan tanaman pangan. Padi adalah sumber makanan pokok penduduk Indonesia. Karena itu dibutuhkan peningkatan produksi padi. Penilaian terhadap efisiensi teknis dapat menjadi salah satu analisis awal untuk menyusun kebijakan peningkatan produksi. Padi sawah adalah sistem budidaya yang paling banyak dikembangkan di Indonesia. Provinsi Jawa Barat adalah daerah penghasil padi dengan Kecamatan Kandanghaur sebagai salah satu sentra produksinya. Desa Kertawinangun adalah satu-satunya penghasil padi di Kecamatan Kandanghaur yang menggunakan irigasi teknis pada seluruh lahan padi sawahnya. Selain itu, pada tahun 2010 produktivitasnya menempati kedua tertinggi di Kecamatan Kandanghaur. Penelitian ini dilakukan di Desa Kertawinangun pada Februari 2012. Penelitian ini menggunakan data envelopment analysis (DEA), Rank Spearman, dan gambar scatter untuk menganalisis efisiensi teknis dan hubungannya dengan karaterisik decision making unit (DMU). Penilaian analisis efisiensi teknis dan pendapatan dilakukan pada perbandingan seluruh varietas dan pervarietas. Varietas yang dianalisis adalah Ciherang, Denok, dan Mekongga. Analisis pendapatan menggunakan pendekatan pendapatan tunai, rasio R/C, dan pendapatan bersih usahatani. Hasil efisiensi teknis petani padi sawah Desa Kertawinangun sebesar 0,712. Sedangkan pada varietas Ciherang nilai efisiensinya sebesar 0, 877, Denok sebesar 0,780, dan Mekongga sebesar 0,705. Terdapat hubungan berbanding lurus antara nilai efisiensi teknis perbandingan seluruh varietas dengan nilai efisiensi teknis perbandingan pervarietas. Berdasarkan uji korelasi, disimpulkan tidak ada hubungan antara nilai efisiensi teknis dengan karakteristik decision making unit. Analisis pendapatan menunjukan pendapatan tunai petani di Desa Kertawinangun sebesar Rp.10.856.226, sedangkan varietas Ciherang sebesar Rp.9.804.923, Denok sebesar Rp.13.219.161, dan Mekongga sebesar Rp.16.732.697. Pendapatan tunai yang positif menunjukan usahatani di desa tersebut menguntungkan. Analisis hubungan antara nilai efisiensi dengan rasio R/C menunjukan adanya hubungan berbanding lurus. Sedangkan pada analisis hubungan efisiensi dengan pendapatan perhektar, hanya pendapatan perhektar dengan efisiensi perbandingan seluruh varietas dan varietas Mekongga yang memiliki hubungan. Saran yang diberikan bagi penelitian selanjutnya adalah Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan negative antara karakeristik responden dengan nilai efisiensi. Hal ini dapat menjadi bahan kajian penelitian lain baik pada lokasi dan alat analisis yang sama maupun berbeda. Tidak adanya hubungan antara karakterisktik responden dengan nilai efisiensi dapat memunculkan penelitian selanjutnya yang membahas factor lain yang mungkin mempengaruhi, seperti kemampuan manajerial maupun entrepreneurship. Penelitian selanjutnya yang menggunakan DEA sebagai alat analisis memasukan variabel pestisida sebagai salah satu variabel masukan (input)nya.
Collections
- UT - Agribusiness [4624]