Analisis Empiris Kurva Lingkungan Kuznet pada Polusi Air Sungai Di Jepang
Abstract
Dewasa ini, terjadi peningkatan penduduk dunia yang cukup signifikan. Malthus memprediksi bahwa populasi penduduk akan meningkat secara eksponensial, sedangkan makanan secara linear. Walaupun kebenaran prediksi ini masih menjadi perdebatan, perkembangan pertanian, perubahan struktur sosial, dan teknologi telah ditemukan sebagai respon terhadap kelangkaan sumber daya Peningkatan penduduk, pertumbuhan ekonomi, dan sumber daya yang terbatas berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan seperti polusi perairan, deforestasi, dan polusi udara. Di Jepang, polusi perairan menjadi perhatian publik karena Jepang berhasil membangun perekonomian yang hancur setelah perang dunia kedua namun diikuti sejumlah permasalahan akibat polusi air seperti penyakit Minamata. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan kerusakan lingkungan digambarkan dengan kurva U terbalik yang kemudian dikenal dengan nama kurva Kuznet. Studi empiris untuk membuktikan kurva ini telah banyak dilakukan untuk berbagai kasus seperti polusi udara dan air. Beberapa studi berhasil terbukti, namun terdapat juga studi yang menemukan kurva berbentuk lain seperti huruf U, N, dan tilted-S. Umumnya, studi ini dilakukan dengan regresi panel data pada sekelompok data negara. Asumsi dasar yang menggeneralisasikan data semua negara ke dalam kelompok panel data dikritik oleh Dinda (2004) karena terdapat hal spesifik yang berpengaruh terhadap kualitas lingkungan di suatu negara sehingga diperlukan adanya studi di tingkat yang lebih rendah, yaitu negara. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan tingkat pendapatan per kapita dan polusi air sungai di Jepang, menjelaskan historis polusi air sungai dan peraturan lingkungan di Jepang, dan memperoleh pelajaran yang dapat diambil oleh negara berkembang seperti Indonesia dari pengalaman negara maju seperti Jepang dalam hal permasalahan lingkungan. Indikator polusi air sungai diwakili oleh konsentrasi Biological Oxygen Demand (BOD). Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan regresi panel data dan deskriptif. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu konsentrasi BOD, pendapatan per kapita, luar area, dan jumlah penduduk dari 11 kota besar pada periode 1978-2004.Terdapat dua macam pendekatan dalam regresi panel data yaitu Random Effect Model (REM) dan Fixed Effect Model (FEM). Model terbaik kemudian ditentukan dengan Uji Hausman. Model yang terbaik adalah model FEM dengan bentuk kurva U terbalik dan turning point ¥ 2.608,98. Seiring dengan peningkatan pendapatan per kapita, konsentrasi BOD meningkat sampai tingkat ¥ 2.608,98 kemudian menurun kembali. Nilai elastisitas pendapatan per kapita terhadap BOD adalah -0,508 yang artinya bila pendapatan per kapita meningkat 1%, makan konsentrasi BOD akan menurun 0,508% Polusi air yang terjadi di Jepang sudah terjadi sejak era Meiji (1868-1912), namun semakin meningkat sejak era industrialisasi. Peraturan mengenai kualitas lingkungan awalnya dikeluarkan oleh pemerintah daerah yang terkena dampak dan menjadi perhatian pemerintah pusat sejak tahun 1968. Saat ini, Indonesia juga mengalami kerusakan lingkungan seperti polusi perairan terutama di pusat pertumbuhan ekonomi. Terdapat berbagai pelajaran yang dapat diambil Indonesia dari pengalaman Jepang seperti penegakan hukum yang tegas, penggunaan teknologi, pengembangan industri tersier, dan adanya inisiatif pemerintah daerah untuk mengawasi pihak yang berpotensi mencemari lingkungan.