Perumusan Budaya Perusahaan pada Restoran Karimata Bogor
Abstract
Saat ini persaingan usaha yang ketat dialami oleh sebagian besar usaha, termasuk usaha restoran. Usaha restoran harus mencari cara untuk mengungguli pesaing dan mempertahankan loyalitas konsumennya. Usaha restoran tidak hanya menyediakan produk, tetapi juga pelayanan. Hal ini menyebabkan daya saing sumberdaya manusia penting untuk diperhatikan selain daya saing produk. Karyawan merupakan unsur penting dalam mencapai keberhasilan tujuan usaha karena karyawan adalah pihak yang melayani konsumen dan berinteraksi dengan pihak berkepentingan lain, seperti pemasok. Perilaku etis dan kompetensi karyawan harus diperhatikan karena akan mempengaruhi citra perusahaan melalui pelayanan yang diberikan oleh karyawan. Budaya perusahaan dibutuhkan sebagai identitas perusahaan yang mengandung seperangkat nilai, kepercayaan, dan norma yang dapat membimbing perilaku dan meningkatkan kompetensi karyawan. Restoran Karimata Bogor merupakan salah satu restoran yang mengalami persaingan usaha yang ketat. Restoran Karimata harus dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik. Tujuan penelitian ini secara umum adalah merumuskan budaya perusahaan yang sesuai untuk diterapkan oleh Restoran Karimata. Tujuan penelitian ini secara spesifik adalah (1) menganalisis elemen tingkatan budaya perusahaan, (2) merumuskan budaya perusahaan Restoran Karimata, dan (3) menguji coba serta mengevaluasi penerapan rumusan budaya perusahaan Restoran Karimata. Penelitian ini dilaksanakan di Restoran Karimata, Grand Sentul City, Bogor. Waktu penelitian dilaksanakan selama bulan Februari 2012 hingga April 2012. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara, penyebaran kuisioner, dan Focus Group Discussion serta data sekunder yang diperoleh dari literatur-literatur yang relevan. Metode yang digunakan untuk merumuskan budaya Restoran Karimata adalah dengan mengikuti tahapan dalam metode System Development Life Cycle (SDLC). Tahapan dalam metode SDLC terdiri dari tahap investigasi, tahap analisis, tahap perancangan, tahap implementasi, dan tahap pemeliharaan. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif untuk menganalisis karakteristik responden dan hasil rumusan budaya mulai dari tahap investigasi hingga tahap pemeliharaan serta metode deskriptif rataan untuk menganalisis data pada tahap analisis, implementasi, dan pemeliharaan. Rumusan budaya Restoran Karimata yang diperoleh melalui metode SDLC berdasarkan tingkatan budaya menurut Schein terdiri dari tiga tingkatan. Pertama, elemen artifacts Restoran Karimata yang terdiri dari (1) warna seragam yang berwarna coklat dan krem, (2) moto yang berbunyi “Cepat, Enak, dan Memuaskan”, (3) company tag yang berbunyi “Experience The Ultimate In Taste”, dan ritual berdoa bersama sebelum bekerja. Kedua, espoused values yang terdiri dari lima budaya yang disebut “Hi-Five”, yaitu jujur, profesional, konsisten, peduli, dan harapan atau cita-cita. Ketiga, basic underlying assumptions yang terdiri dari visi dan misi Restoran Karimata. Hasil evaluasi penerapan budaya Restoran Karimata oleh para karyawan mendapat skor total sebesar 3,34. Hal ini berarti secara keseluruhan para karyawan telah dapat menerapkan budaya Restoran Karimata dengan baik. Pada kegiatan evaluasi juga terlihat adanya perubahan perilaku kerja, kinerja karyawan, dan rata-rata jumlah pengunjung per minggu sebelum dan sesudah diterapkannya budaya Restoran Karimata. Disiplin kerja karyawan dan rata-rata jumlah pengunjung per minggu cukup mengalami peningkatan serta kualitas pelayanan juga membaik. Rumusan budaya Restoran Karimata telah dinilai sesuai dengan Restoran Karimata dan akan diterapkan untuk seterusnya dalam jangka waktu tertentu.
Collections
- UT - Agribusiness [4610]