Komposisi Asam Lemak Mikroalga Jenis Skeletonema costatum, Thalassiosira sp., dan Chaetoceros gracilis.
Date
2012Author
Katili, Vicky Rizky A.
Kawaroe, Mujizat
Prartono, Tri
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian dilakukan berdasarkan pada perkembangan bioteknologi mikroalga dewasa ini yang memanfaatkan mikroalga tidak hanya untuk pakan alami, sumber pigmen alami, sel protein tunggal, bidang farmasi dan kesehatan, tetapi juga digunakan sebagai sumber energi alternatif seperti penghasil biofuel. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan kandungan lipid tiga spesies diatom (Chaetoceros gracilis, Skeletonema costatum, dan Thalassiosira sp.) dan mengidentifikasi kandungan fatty acids tiga spesies diatom. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Mikroalga di Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi (SBRC) Baranangsiang, Bogor. Analisis sampel dilanjutkan pada bulan Oktober sampai dengan November di Pusat Laboratorium Terpadu Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. Ekstraksi lipid mikroalga dilakukan dengan menggunakan pelarut klorofom dan heksan. Lipid yang diperoleh diesterifikasi menggunakan BF3-metanol 14% dan selanjutnya dianalisis dengan Kromatografi Gas – Spektrometri Massa (GC-MS), untuk penentuan asam lemak. Identifikasi metil esters asam lemak dilakukan dengan membandingkan mass spectra dengan data literatur. Penentuan nomor karbon pada senyawa metil esters asam lemak adalah dengan menghitung bobot molekul yang muncul pada spectra massa. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa kandungan lipid tertinggi terdapat pada spesies Chaetoceros gracilis sedangkan kandungan lipid terendah terdapat pada spesies Skeletonema costatum. Perbedaan pelarut juga memberikan perbedaan kandungan lipid yang diperoleh dimana pelarut klorofom memberikan kandungan lipid yang lebih besar dibandingkan pelarut heksan. Kandungan Fatty Acids Methyl Esters (FAME) tertinggi pada spesies Chaetoceros gracilis adalah metil palmitic (C16:0 ) 33.29 % ekstraksi dengan pelarut klorofom dan metil palmitoleic (C16:1) 49.42 % ekstraksi dengan pelarut heksan. FAME tertinggi pada spesies Skeletonema costatum adalah metil palmitoleic (C16:1) 31.15 % ekstraksi dengan pelarut heksan dan metil myristic (C14:0) 41.46 % ekstraksi dengan pelarut klorofom. FAME tertinggi pada spesies Thalassiosira sp. adalah metil palmitic (C16:0) 34.17 % ekstraksi dengan pelarut klorofom dan metil palmitoleic (C16:1) 44.72 % ekstraksi dengan pelarut Heksan.