Empowerment Strategy for Fisherman Communities in Kusu Lovra Village of Kao Subdistrict of North Halmahera Regency
Strategi Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Di Desa Kusu Lovra Kecamatan Kao Kabupaten Halmahera Utara
Date
2010Author
Pattiasina, John R.
Baskoro, Mulyono S.
Iskandar, Budhi Hascaryo
Metadata
Show full item recordAbstract
The e aims of this research are: 1) To identify socio-economic conditions of fisherman communities in the village of Kusu lovra, 2) To know how the fisheries business sector able to fill out the fishermen family life needs in the village of Kusu lovra. 3) To determine what factors impede successful community empowerment programs Kusu lovra fishing village. And 4) To formulate the strategy of community empowerment Kusu lovra fishing village, and determine priority community development programs. Research method used is the case study method. And analysis used are descriptive analysis, SWOT analysis, and Analysis Hierarchy Process (AHP). The results showed that the fisherman in Kusu Lovra village divided into two groups thei are katinting fishermen (owner) and katinting laborers fishermen. Average income from the agricultural sector are about 300,000, - to Rp.500.000, - per harvested from an area of one to two hectares. While the averagincome of owner and laborers from going to sea fishing is Rp.588.000, - per month. Internal factors are dominant as a barrier to community empowerment programs in Kusu Lovra Village such as skills and mastery of technology is still less with a weight value 0.585. While the dominant external factor as a barrier to empowerment program is marine ecosystem damage caused by destructive fishing weights with a value 0.600. Empowerment strategy for fisherman communities in Kusu Lovra Village such as: (1) Increasing the productivity of fishermen with 0.714 weight value, (2) increasing the role of local institutions with total weight of 0.143, and (3) The conservation of fishery resources with a value of 0.143 weight. Masyarakat nelayan merupakan bagian dari kelompok masyarakat yang tinggal di daerah pesisir. Pada umumnya mereka adalah kelompok masyarakat tertinggal yang berada pada level paling bawah, baik tertinggal secara ekonomi, sosial, maupun budaya. Karena penghasilan mereka masih tergantung pada kondisi alam, maka sulit bagi mereka untuk merubah kehidupannya menjadi lebih baik. Sebagai nelayan tradisional bukan saja berhadapan dengan ketidakpastian pendapatan dan tekanan musim paceklik ikan yang panjang, tetapi mereka juga dihadapkan dengan persoalan manajemen keuangan dan pemasaran hasil produksinya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk berusaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan, baik melalui pemberian bantuan peralatan tangkap, kemudahan akses permodalan, maupun melalui program pemberdayaan masyarakat pesisir. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejehteraan masyarakat pesisir, termasuk nelayan. Akan tetapi tidak semua program tersebut tepat sasaran dan hasil yang diperolehpun belum sesuai dengan yang diharapkan. Fakta-fakta permasalahan itulah mendorong dilaksanakannya suatu penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat program pemberdayaan masyarakat nelayan, serta untuk merumuskan kembali strategi kebijakan pemberdayaan masyarakat nelayan di desa Kusu Lovra, dimana sebagian besar dari mereka adalah termasuk nelayan tradisional dengan tingkat pendidikan yang relative rendah. Tujuan dari dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di Desa Kusu lovra, 2) Mengetahui sejauh mana usaha di sektor perikanan mampu menopang pemenuhan kebutuhan hidup keluarga nelayan di desa Kusu Lovra, 3) Mengetahui faktor-faktor apa yang menghambat keberhasilan program pemberdayaan masyarakat nelayan desa Kusu Lovra? dan 4) Merumuskan kembali strategi pemberdayaan masyarakat nelayan desa Kusu lovra, serta menentukan prioritas program pemberdayaan masyarakat.
Collections
- MT - Fisheries [3016]