Komposisi Kimia dan Pigmen Spirulina fusiformis pada Umur Panen yang Berbeda
Abstract
Material anorganik seperti nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) merupakan substansi yang baik bagi pertumbuhan Spirulina. Penggunaan media pupuk NPK dan TSP untuk kultivasi Spirulina merupakan salah satu cara alternatif ekonomis untuk menggantikan media Zarrouk yang relatif mahal. Selain penggunaan pupuk untuk kultivasi, penentuan umur panen dilakukan untuk memperkirakan perbedaan komposisi kimia dan pigmen yang dihasilkan. Spirulina fusiformis dikultivasi pada media pupuk NPK dan TSP dan dipanen pada umur 18 dan 32 hari. Pemanenan menggunakan kain penyaring (nylon mesh) berukuran 30 mikron. Selanjutnya, biomasa basah dikeringkan pada suhu ruang. Biomasa basah Spirulina fusiformis yang dipanen pada umur 18 dan 32 hari yang diperoleh dari 4 L kultur berturut-turut sebesar 76,63 g dan 80,24 g. Biomasa kering yang dihasilkan pada umur panen 18 hari dan 32 hari sebesar 4,68 g dan 4,94 g dengan kadar air masing-masing sebesar 7,27% dan 9,89%. Kultur Spirulina fusiformis mengalami lima fase pertumbuhan. Fase pertama adalah fase lag yang dicapai pada hari ke-1 sampai 3. Fase kedua adalah fase ekponensial atau logaritmik. Fase ini diawali pada hari ke-3 sampai 15. Fase deklinasi terjadi pada hari ke-15 sampai 24. Fase stasioner pada kultur ini terjadi pada hari ke-24 sampai 40. Fase kematian dimulai pada hari ke-41. Spirulina fusiformis mengandung 52,72-55,22% protein; 17,19-21,32% karbohidrat; 8,47-8,67% lemak serta 6,24-9,57% abu. Perbedaan umur panen tidak mengubah profil asam amino Spirulina fusiformis. Pada penelitian ini, Spirulina mengandung 17 asam amino, 9 di antaranya merupakan asam amino esensial. Asam amino triptofan tidak terdeteksi pada Spirulina ini. Hal ini diduga karena selain jumlahnya kecil, asam amino ini mengalami kerusakan saat hidrolisis asam. Kandungan pigmen hijau biru (fikosianin) pada umur panen 18 hari sebesar 5,5% dan pada umur panen 32 hari sebesar 4,68% berat kering. Kandungan klorofil pada umur panen 18 hari lebih tinggi jika dibandingkan dengan klorofil pada umur panen 32 hari yaitu masing-masing 0,47% dan 0,43%. Pengujian aktivitas antioksidan terhadap biomasa Spirulina fusiformis menunjukkan adanya aktivitas penghambatan yang positif yaitu sebesar 3,927 % pada Spirulina fusiformis umur 18 hari dan sebesar 5,920 % untuk Spirulina fusiformis umur 32 hari. Kedua nilai persen inhibisi tersebut diperoleh pada konsentrasi ekstrak biomasa Spirulina 2000 ppm.