Peran Situs Keramat Alami terhadap Efektivitas Pengelolaan Cagar Alam Nusa Gede Panjalu, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat
The Role of Sacred Natural Sites on the Management Effectiveness of Nusa Gede Panjalu Strict Nature Reserve, Ciamis Regency, Province of West Java.
Abstract
Utilization of a protected area that was not in accordance with its designation, in some cases could support effective area conservation. Vegetation of the Nusa Gede Panjalu Strict Nature Reserve (NGP SNR) established in 1919 for its botanical values is said to be intact conditions although the area has long been used as a site of pilgrimage tourism activity. This research was conducted from August through to October 2011 with the aim to examine how sanctity affects conservation within habitats. The objectives were to examine the role of Sacred Natural Sites (SNS) and measure the management effectiveness of NGP SNR. Data were collected through field observations, flora exploration, interviews and literature studies. The existence of a shrine in NGP SNR was able to preserve the naturalness of the forest vegetation as indicated by the presence of moss and the absence of Macaranga sp. and Mallotus sp., which were generally found in disturbed lowland forests. Through Nyangku ceremony, the village people of Panjalu protected the area and this was also supported by the wishes of the pilgrims for a natural surroundings for the purposes of prayer and contemplation of nature. Pilgrimage tourism, in addition to helping the local community's economy, has also created a collaborative management among the villagers, BKSDA, government of Ciamis Regency, government of Panjalu village and the pilgrims. The sanctity of NGP SNR as a SNS accommodateds a rich interaction among ecological, cultural, religious processes and economic creating an effective protected area management. Results of this study suggested the importance of establishing SNS as a protected area on botanical reason, especially for SNS located within habitats of ecological and ethnobotanical importance. Pemanfaatan kawasan konservasi yang tidak sesuai dengan peruntukkannya dapat mendukung konservasi kawasan yang efektif. Vegetasi Cagar Alam Nusa Gede Panjalu (CA NGP) yang ditetapkan berdasarkan alasan botanis pada tahun 1919, dikatakan masih memiliki kondisi yang baik walaupun kawasan ini digunakan sebagai lokasi kegiatan wisata ziarah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus s/d Oktober 2011 dengan tujuan untuk mengkaji peran Situs Keramat Alami (SKA) dan mengukur efektivitas pengelolaan CA NGP. Data dikumpulkan melalui observasi lapangan, eksplorasi flora, wawancara dan studi pustaka. Keberadaan makam keramat di CA NGP, mampu melestarikan kealamian vegetasi yang diindikasikan dengan masih ditemukannya lumut dan tidak adanya jenis Macaranga sp. maupun Mallotus sp. yang umumnya dijumpai pada kawasan hutan dataran rendah yang terganggu. Melalui upacara Nyangku, masyarakat Desa Panjalu menjaga keutuhan kawasan, hal ini ditunjang pula oleh keinginan para peziarah agar kondisi lingkungan di sekitar makam tetap alami, hanya untuk keperluan berdoa dan tafakur alam. Dampak kegiatan wisata ziarah selain membantu perekonomian masyarakat setempat, juga telah menciptakan sebuah manajemen kolaboratif antara masyarakat Desa Panjalu, pengelola BKSDA, Pemda Kabupaten Ciamis, Pemdes Panjalu dan para peziarah. Nilai kekeramatan CA NGP sebagai SKA terbukti mampu mengakomodasi interaksi kuat antara ekologi, budaya, proses keagamaan serta ekonomi sehingga tercipta pengelolaan kawasan yang efektif. Konservasi kawasan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini dengan menjadikan kawasan SKA sebagai sebuah kawasan konservasi atas dasar nilai botanisnya, terutama bagi kawasan SKA yang berada dalam habitat dengan nilai ekologi dan etnobotani yang tinggi.