Performa Domba Jonggol dan Domba Garut Jantan dengan Ransum Komplit Mengandung Indigofera sp. dan Limbah Tauge.
The Performance of Jonggol Sheep and Garut Sheep with Complete Feed on Indigofera sp. and Bean Sprout Waste
Abstract
Sheep is one of the potential livestock as meat producer. The performance of local sheep is still low caused by lag of nutrition. The aim of this research was to increase performance production of local sheep through improvement of feed management using Indigofera sp and bean sprout waste. This research used 32 local sheep consisted of 16 Jonggol sheep : 8 fat lamb (9.9±1.4 kg) and 8 yearling (13.6±0.6 kg) and 16 Garut sheep : 8 fat lamb (9.8±1.1 kg) and yearling (14.9±1.1 kg). The rations were pellet of complete feed containing 30% of Indigoferasp. (R1) and 30% of bean sprout waste (R2).The experimental design was Completely Randomized Design with factorial 2x2x2. First factor was breed (Jonggol and Garut), second factor was age (fat lamb and yearling) and third factor was ration (Indigofera sp. as R1 and bean sprout waste as R2). Parameter measured were ADG, DM consumption, water consumption, feed eficiency, and income over feed cos (IOFC). The result showed that ADG and DM consumption have interaction effect among the main factors. That ADG of mature Garut sheep fed by bean sprout waste (153.57±24 g/d) and fat lamb Jonggol sheep fed by Indigofera sp. (145±19 g/d) were the highest, while the lowest one was in yearling fed by Indigofera sp. (99±38 g/d). Dry matter consumption of yearling Garut sheep with R2 (873±132.67 g/d) was the highest (P<0.05), while the lowest one was in fat lamb Jonggol sheep with R1 (484.93±81.50 g/d). Feed eficiency of Jonggol sheep (0.19±0.03) was significant higher than Garut sheep and fat lamb sheep were (0.19±0.03) was significant higher than yearling sheep. Water consumption significantly (P<0.01) effect by breed, age and ration. Water consumed sheep with R2 (2,104.91±365.97 ml/d) was higher than sheep with R1 (1,645.81±249.93 ml/d). Water consumed of Garut sheep (2,032.32±338.84 ml/d) was higher than Jonggol sheep (1,718.40±376.09 ml/d), while water consumed yearling sheep (2,017.78±359.36 ml/d) was higher than fat lamb sheep (17,132.95±369,33 ml/d). the highest value of IOFC was in mature Garut sheep with R2 (Rp. 1,642,700), while the lowest one was in yearling Jonggol with R1 (Rp. 876,400). Domba Jonggol dan domba Garut merupakan domba lokal yang telah berkembang dan beradaptasi yang baik terhadap lingkungan sekitar. Pakan utama domba adalah hijauan, namun untuk pertumbuhan yang baik pemberian hijauan saja belum dapat mencukupi kebutuhan nutrisi domba sehingga harus ditambahkan pakan penguat seperti konsentrat. Konsentrat memiliki kelemahan yaitu harganya yang relatif mahal. Bahan pakan yang kemungkinan dapat digunakan sebagai bahan pakan alternatif sumber serat dan protein adalah Indigofera sp. dan limbah tauge. Indigofera sp. adalah hijauan legum yang mempunyai kandungan protein yang tinggi (25,99%), sedangkan limbah tauge mengandung serat kasar (38,50%) dan protein (14,42%). Penelitian ini bertujuan mengkaji performa domba Jonggol dan domba Garut jantan yang diberi pakan berbasis legum Indigofera sp. dan limbah tauge. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan (bulan April s.d. September) pada tahun 2011 di Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Ternak yang digunakan sebanyak 32 ekor domba yang terdiri dari 16 ekor domba Jonggol (8 ekor berumur 3 bulan (balibu) dan 8 ekor berumur 8 bulan (Sepubu) dengan masing-masing rataan bobot badan 9,9±1,4 kg dan 13,6±0,6 kg) dan 16 ekor domba Garut (8 ekor berumur 3 bulan (balibu) dan 8 bulan (Sepubu) dengan masing-masing rataan bobot badan 9,8±1,1 kg dan 14,9±1,1 kg). Pakan yang diberikan dalam bentuk pellet dengan sumber hijauan berasal dari limbah tauge dan legum Indigofera sp., masing-masing diberikan 30%. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial 2x2x2. Faktor pertama adalah bangsa domba (domba Jonggol dan domba Garut), faktor kedua adalah umur domba (Balibu dan Sepubu) dan faktor ketiga adalah jenis ransum (Indigofera sp. dan limbah tauge). Peubah yang diamati yaitu Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH), konsumsi bahan kering ransum, konsumsi air minum, efisiensi ransum, suhu dan kelembaban, dan IOFC. Data dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA), jika perlakuan berpengaruh nyata terhadap peubah yang diamati maka dilakukan uji banding dengan menggunakan Uji Duncan. Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) dan konsumsi Bahan Kering (BK) ransum memiliki interaksi yang nyata (P<0,05). Pertambahan bobot badan harian domba Garut Sepubu dengan ransum limbah tauge (153,57±24 g/e/h) dan domba Jonggol Balibu dengan ransum limbah tauge (145±19 g/e/h) memiliki PBBH yang tinggi dan berbeda nyata dengan domba garut Sepubu dengan ransum Indigofera sp. (99±38 g/e/h), namun tidak berbeda dengan domba Jonggol Balibu dengan ransum Indigofera sp. (123±16 g/e/h), domba Jonggol Sepubu dengan ransum Indigofera sp. (136±12 g/e/h) maupun ransum limbah tauge (127±21 g/e/h), domba Garut Balibu dengan ransum Indigoferasp. (138±5,3 g/e/h) maupun ransum limbah tauge (127±21 g/e/h). Konsumsi BK ransum domba Garut Sepubu dengan ransum limbah tauge memiliki konsumsi yang paling tinggi (873,93±132,67 g/e/h), namun berbeda dengan konsumsi BK ransum domba Jonggol Balibu dan domba Jonggol Sepubu dengan ransum Indigofera sp. (484,93±81,50 g/e/h dan 668,13±40,72 g/e/h) maupun limbah tauge (629,92±71,21 g/e/h dan 753,09±57,24 g/e/h) dan domba garut Balibu dengan ransum Indigofera sp. (629,99±15,76 g/e/h) maupun limbah tauge (678,15±53,47 g/e/h). Efisiensi ransum nyata dipengaruhi faktor jenis domba dan umur domba, namun faktor ransum dan interaksinya tidak berbeda nyata. Nilai efisiensi ransum pada domba Jonggol memiliki nilai yang tinggi yaitu 0,19±0,03 daripada nilai efisiensi ransum pada domba Garut (0,16±0,03). Pada domba Balibu memiliki efisiensi ransum yang lebih tinggi yaitu 0,19±0,03 daripada domba Sepubu (0,16±0,03). Konsumsi air minum sangat nyata dipengaruhi oleh faktor jenis domba, faktor ransum dan faktor umur domba, namun interaksinya tidak berpengaruh nyata. Konsumsi air minum domba yang diberi ransum limbah tauge (2104,91±365,97 ml) lebih tinggi daripada domba yang diberi ransum Indigofera sp. (1645,81±249,93 ml). Konsumsi air minum pada domba Garut (2032,32±338,84 ml) lebih tinggi daripada konsumsi air minum domba Jonggol (1718,40±376,09 ml). Domba Sepubu mengkonsumsi air minum (2017,78±359,36 ml) lebih banyak dibandingkan domba Balibu (1732,95±369,33 ml). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa domba Jonggol dengan domba Garut dan domba Balibu dengan domba Sepubu menghasilkan pertambahan bobot badan harian (PBBH) yang sama. Domba Jonggol dan domba Balibu lebih efisiensi dalam penggunaan ransum yang dikonsumsi menjadi bobot badan. Konsumsi ransum limbah tauge lebih tinggi daripada ransum Indigofera sp. hal ini menunjukkan bahwa ransum limbah tauge lebih palatabel, selain palatabel limbah tauge mudah didapatkan.