Analysis of Special Safeguard Mechanism for the Indonesia‟s Main Foodstuff Commodities under the Auspice of World Trade Organization
Analisis Special Safeguard Mechanism Komoditas Pangan Utama Indonesia dalam Rangka Perjanjian World Trade Organization
Date
2011Author
Setiyanto, Adi
Hakim, Dedi Budiman
Achsani, Noer Azam
Metadata
Show full item recordAbstract
Based on July Framework 2004 as a mandate of the sixth World Trade Organization (WTO) Ministerial Conference, Special Safeguard Mechanism (SSM) is a temporary protection mechanism for the developing countries due to import surges as a negative impact of WTO agreement implementation. This research was aimed to formulate SSM scheme of rice, corn, and soybean as Indonesia‟s main foodstuff commodities and used monthly time series data from September 1994 to October 2009. This research used Structural Vector Auto Regression (SVAR) model, International Price Pass-Through Effect (IPPTE) analysis, and Hodrick-Prescott Filter (HPF) analysis. This research found that import surges frequency of rice was more than the others, and Indonesia is eligible country to apply the SSM for rice, corn and soybean. The remedial tariff based on the price trigger will be better and must be higher than the amount of the producer‟s price decline, with the duration time of SSM implementation is about four years. The SSM scheme for the next negotiation schedule needs to be redesign including the policy of foreign trade, domestic market and production development. Pada Konferensi Tingkat Menteri (KTM) WTO VI di Hong Kong pada tanggal 13-18 Desember 2005, diperoleh satu hasil penting yaitu July Framework 2004 (Kerangka Kerja Juli 2004). Salah satu mandat penting berdasarkan July Framework 2004 adalah penyelesaian tuntas perundingan mengenai Special Safeguard Mechanism (SSM) yang hingga kini belum selesai, karena belum ada kesepakatan antara negara-negara berkembang yang bergabung dalam kelompok Government 33 (G-33) dengan kelompok negara-negara maju mengenai rumusan SSM dan metodologi pembuktiannya. Pembuktian ini digunakan untuk menunjukkan bahwa telah terjadi banjir impor (import surge) pada komoditas pertanian tertentu yang melanda salah satu atau beberapa negara anggota WTO. Beras, jagung dan kedele merupakan komoditas pangan utama Indonesia yang tidak hanya memiliki kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), penyerapan tenaga kerja, luas areal pengusahaan dan pemenuhan konsumsi, namun juga memiliki tingkat ketergantungan tinggi terhadap impor. Oleh karena itu, beras, jagung dan kedele merupakan komoditas pangan utama yang perlu memperoleh perlakuan khusus agar terhindar dari dampak negatif banjir impor. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan SSM dalam rangka melindungi komoditas pangan utama Indonesia khususnya beras, jagung dan kedele dari dampak negatif liberalisasi perdagangan khususnya banjir impor. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan merupakan data deret waktu atau time series bulanan untuk periode September 1994 - Oktober 2009 yang terdiri dari data produksi, konsumsi, impor, harga konsumen, harga perdagangan besar, harga impor, harga harga dunia, harga tingkat petani, nilai tukar terhadap mata uang asing dan tarif impor. Data bersumber dari instansi baik dalam mupun luar negeri yang relevan dengan penelitian ini. Metode analisis yang digunakan adalah model Structural Vector Auto Regression (SVAR), menghitung efek pengaruh perubahan harga internasional terhadap harga domestik dengan analisis International Price Pass-Through Effect (IPPTE) dan menghitung frekuensi banjir impor, harga dan volume impor pemicu (imported price and volume trigger) banjir impor dengan analisis Hodrick-Presscot Filter (HPF). Struktur dasar model analisis dimulai dengan guncangan yang menyebabkan terjadinya banjir impor yang diidentifikasi melalui penurunan harga dunia, dengan adanya gejolak itu, maka akan terjadi penurunan harga impor, peningkatan volume impor dan penurunan harga konsumen serta penurunan harga konsumen akan mempengaruhi konsumsi dan produksi dan selanjutnya akan menekan tingkat harga produsen.
Collections
- MT - Economic and Management [2878]