Pengaruh Kosentrasi Garam dalam Proses Perebusan Ikan Teri Nasi (Stolephorus sp.) Setengah Kering dan Pendugaan Umur Simpannya dengan Metode Akselerasi
Abstract
Pulau pasaran yang terletak di Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, merupakan lokasi yang strategis untuk dijadikan sentra usaha kecil dan menengah pengolahan ikan teri nasi setengah kering. Proses pengolahannya masih sederhana, sehingga memungkinkan terjadinya penyimpangan pada beberapa titik kritis. Perebusan merupakan salah satu titik kritis yang berpengaruh dalam bahaya biologis. Sehingga perlu penelitian lebih lanjut terhadap kosentrasi garam yang digunakan dalam proses perebusan. Penambahan kosentrasi garam yang tepat diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan bakteri dan memperpanjang umur simpan, tanpa mengubah penerimaannya secara signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kosentrasi garam terbaik, mengetahui umur simpan ikan teri nasi setengah kering dengan metode akselerasi serta mengetahui keadaan umum UKM Perikanan di Pulau Pasaran. Penelitian terdiri dari dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk melihat tingkat kesukaan panelis terhadap ikan teri nasi setengah kering. Rancangan percobaan pada penelitian pendahulan digunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu faktor untuk mengetahui pengaruh perlakuan konsentrasi garam yang berbeda ( 2%, 3%, 4%, 5%, 6% dan komersial) terhadap parameter subjektif dan objektif. Hasil uji hedonik produk kemudian dilakukan pengambilan keputusan menggunakan metode Bayes. Hasil terbaik pada penelitian pendahuluan dilanjutkan dengan uji proksimat dan uji TPC. Penelitian utama bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi garam terhadap karakteristik fisik, mikrobiologi, kimia dan umur simpan ikan teri nasi setengah kering. Analisis proksimat ikan teri nasi produksi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Pulau Pasaran memiliki kadar abu 16,85%, protein 30,56%, lemak 2,49%, air 48,67%, TPC 1,5x102 (koloni/g) dan aw 0,826. Kosentrasi garam 3% (w/w) menghasilkan nilai sensori terbaik pada penelitian pendahuluan. Analisis proksimat Ikan dengan perlakuan terbaik memiliki kadar abu 11,20%, protein 31,86%, lemak 2,43%, air 50,06%, TPC 1,0x102 (koloni/g) dan aw 0,868 dengan karakteristik fisik utuh, bersih, seragam, putih kurang cemerlang dengan tekstur padat, cukup liat dan kompak. Pendugaan umur simpan ikan teri nasi setengah kering dilakukan dengan pengujian TPC sebagai salah satu parameter yang paling berpengaruh dalam kemunduran mutu produk. Hasil uji TPC selama masa penyimpanan dengan suhu yang berbeda (10 0C, 20 0C dan 30 0C) menunjukkan peningkatan. Nilai persamaan dari model Arrhenius yang diperoleh adalah ln k = 14,59 – 4.702,59 (1/T). Dari persamaan tersebut diketahui bahwa ikan teri nasi setengah kering dengan perlakuan terbaik dapat disimpan selama 58 hari pada suhu 10 0C, 33 hari pada suhu 20 0C dan 20 hari pada suhu 30 0C. Semakin tinggi suhu penyimpanan ikan teri nasi setengah kering maka umur simpannya akan semakin pendek.