Pengembangan Skala Usaha Ternak Ayam Buras Petelur (Studi Kasus : Kelompok Ternak Hidayah Alam Kecamatan Klapa Nunggal Kabupaten Bogor)
Abstract
Sebagian besar masyarakat Indonesia yang mengembangkan subsektor peternakan didominasi dengan budidaya ayam ras dan ayam buras. Jumlah populasi ayam Indonesia sebagian besar dikontribusi oleh Pulau Jawa, khususnya Provinsi Jawa Barat yang berkontribusi sebesar 11,11 persen untuk ayam buras dan 45,97 persen untuk ayam ras. Masih rendahnya populasi ternak ayam buras dibandingkan dengan produksi ayam ras, salah satunya disebabkan oleh pengusahaan ternak ayam buras yang sebagian besar diusahakan oleh rumahtangga peternak yang memiliki skala usaha sangat kecil, rata-rata kurang dari lima ekor setiap peternak dan pengelolaan organisasi yang masih bersifat subsisten. Umumnya, budidaya ini berada secara terpencar-pencar di wilayah pedesaan. Persentase jumlah rumah tangga pemelihara ternak yang bercorak subsisten terhadap seluruh jumlah rumah tangga peternakan di Jawa Barat pada tahun 2008 mencapai 85,35 persen yang didominasi oleh lebih dari 50 persen peternak ayam buras. Produksi yang rendah inilah menyebabkan suplai yang masih terbatas dan harga daging dan telur ayam buras lebih mahal, sedangkan permintaan pasar masih sangat besar. Oleh karena itu, menjadi penting pengembangan usaha ternak ayam buras untuk dilakukan. Salah satu pengembangan usaha ternak ayam buras yang dilakukan secara intensif dan mulai mengarah kepada kemitraan berupa permodalan input bibit ayam buras petelur dan pelatihan manajemen pemeliharaan yaitu Kelompok Ternak Hidayah Alam yang mengembangkan usaha ternak ayam buras petelur di Desa Nambo Kecamatan Klapa Nunggal, Bogor. Perbedaan keputusan bermitra dan variasi jumlah populasi ayam buras dalam kelompok tersebut mempengaruhi tingkat keberhasilan usaha ternak ayam buras petelur. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan skala pengusahaan ternak dan kemitraan terhadap pendapatan, efisiensi dan keuntungan investasi usaha ternak serta mengidentifikasi alternatif pengembangan usaha ternak. Penelitian usaha ternak tersebut dilaksanakan di Desa Nambo, Pasar Cileungsi, PT. Indocement Tbk. dan PT. Holcim Tbk. Waktu penelitian dilakukan selama bulan Desember 2011 hingga Januari 2012. Responden penelitian adalah peternak yang mengembangkan usaha ternak ayam buras petelur yang tergabung dalam Kelompok Hidayah Alam sebanyak enam orang, pihak CSR PT. Indocement Tunggal Prakarsa (PT. ITP) sebanyak dua orang dan seorang Community Relations PT. Holcim Indonesia (PT. HI). Responden peternak dibedakan menjadi tiga kelompok menurut skala pengusahaan jumlah ternak dan struktur modal dari luar usaha ternak melalui kemitraan, yaitu peternak bermitra skala besar, peternak bermitra skala kecil dan peternak tidak bermitra. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan peternak, lembaga pemasaran telur ayam buras dan pihak perusahaan pengembang program CSR. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif menjelaskan deskripsi dan perbandingan proses produksi, sementara analisis kuantitatif diperoleh dengan menganalisis data input dan output serta biaya dan penerimaan usaha ternak melalui tiga ukuran utama, yaitu pendapatan usaha ternak, efisiensi usaha ternak dan tingkat keuntungan investasi usaha ternak. Ukuran tingkat keuntungan investasi usaha ternak menjadi data pendukung dalam melihat tingkat imbalan (return) terhadap modal yang diinvestasikan sebagai tolak ukur alternatif pengembangan skala usaha ternak dan manajemen pemeliharaan usaha ternak.
Collections
- UT - Agribusiness [4251]