Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Migrasi ke Provinsi DKI Jakarta Sebagai Bagian dari Investasi Sumber Daya Manusia (SDM)
Abstract
Pertumbuhan ekonomi di wilayah perkotaan dan pedesaan yang tidak seimbang menimbulkan berbagai dampak positif dan negatif yang seharusnya mendapat perhatian serius dari pemerintah dan berbagai pihak, terutama dikaitkan dengan isu kemiskinan dan pemerataan (Sunario, 1999). Pembangunan yang tidak seimbang dan disparitas antar daerah menyebabkan perpindahan penduduk yang dapat menimbulkan masalah baik di daerah yang ditinggalkan maupun daerah yang dituju. Daya tarik kota seperti, kesempatan memperoleh pendidikan, pekerjaan, wiraswasta dan penawaran jasa lainnya, sebagai bagian dari proses modernisasi, merupakan komponen yang dapat memotivasi sehingga memperbesar arus perpindahan itu baik untuk tujuan menetap, sementara, atau perpindahan sirkuler (Artika, 2003). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi migrasi ke Provinsi DKI Jakarta sebagai bagian dari investasi sumber daya manusia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik serta Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Jenis data yang digunakan berupa data time series (1990,1995,2000,dan 2005) dan cross section berupa dua puluh empat provinsi di Indonesia. Pada penelitian ini digunakan metode panel data dengan fixed effect. Hal ini karena dengan fixed effect dapat diperoleh hasil intercept yang berbedabeda antar unit cross section. Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi migrasi didapatkan hasil bahwa faktor yang signifikan memengaruhi migrasi ke DKI Jakarta adalah nilai Upah Minimum Regional (UMR), dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), sedangkan untuk variabel jumlah penduduk tidak berpengaruh signifikan. Hasil lainnya adalah Migran melakukan migrasi dari daerah asal ke daerah tujuan karena melihat tingkat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Upah Minimum Regional (UMR) Jakarta yang lebih besar dari daerah asal, pengorbanan pendapatan yang migran tinggalkan di daerah asal untuk mendapatkan pendapatan baru di Jakarta merupakan salah satu bentuk investasi sumber daya manusia dan migran tetap melakukan migrasi meski jumlah penduduk Provinsi DKI Jakarta mengalami peningkatan. Adapun saran dari penelitian ini adalah pemerintah perlu meningkatkan pembangunan yang lebih merata di berbagai daerah sehingga penyerapan tenaga kerja di tiap daerah menjadi seimbang. Untuk mengatasi kepadatan penduduk Provinsi DKI Jakarta, perlu adanya pembatasan jumlah penduduk di Jakarta dengan cara mengadakan iii kembali program transmigrasi yang terencana dan pemerintah harus menyediakan terlebih dahulu daerah transmigran di wilayah berkependudukan jarang, oleh penelitian selanjutnya, sebaiknya memasukkan variabel faktor demografi seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan dan usia migran. Selain itu perlu analisis lebih jauh apakah migran yang masuk ke Jakarta lebih banyak bekerja di sektor formal atau informal.