Identifikasi Kualitas Tempat Tumbuh (bonita) Menggunakan Citra Dijital Non Metrik Resolusi Tinggi di KPH Madiun Perum Perhutani Unit II Jawa Timur
dentification of growing site (bonita) using the non metric digital image having 20 cm spatial resolution in KPH Madiun Perhutani Unit II, East Java.
Abstract
The quality of growing site is a measure of soil fertility that closely correlated with the stand productivity, while “bonita” is an index of site quality for teak stand. The determination of bonita is computed on the basis of the relationship between the average of the highest trees and the age of stand. The determination of side index of jati (bonita) on the basis of the upperheight of stand trees was developed by H.E. Wolff von Wolffing and implemented since 1932. The upperheight is an average of 100 tallest trees height in one hectare. This upperheight then correlated with the age of trees in a such way so side index curve is perfomed. A teak site index (bonita) will not change in a relatively long period and need a quite long periode to revise it. To revise the bonita using conventional method is usually time consuming and costly. For the above reasons, it is require to develop an efficient method for bonita evaluation using the technology of remote sensing. The objective of this study is to identify the stand variables that measurable on the image for bonita determination, and to evaluate the accuracy of existing bonita map, of teak stand. This research was done in KPH Madiun Perhutani Unit II, East Java using the non metric digital image having 20 cm spatial resolution which acquired in April 2011. The site index identification was done on the basis of visual interpretation of crown density (C), crown diameters (D), and number of trees (N). The design of sampling was designed using IHMB Jaya Version 6 extension. The statistical analysis performed includes correlation analysis, accuracy assessment using upperheight, discriminant analyses bonita on stand variables measured on the image. The hardware used was a computer with ArcView 3.2, Erdas Image 9.1 and Minitab 14 softwares. This research found that crown density (C), crown diameter (D) as well as number of trees (N) can be used to assis the teak site index (bonita) having accuracy 68,4% for BKPH Dagangan and 81,6% for BPKH Dungus. This study found that the coincidence value between bonita measured on the basis ground measurement and the existing bonita map in quite low, i.e, 29% for BPKH Dagangan and 23% for BPKH Dungus. This study also shows that the bonita could be evaluated periodically during certain period. The high resolution digital non metric image could be used for revising the site index periodically. Kualitas tempat tumbuh adalah ukuran tingkat kesuburan tanah yang berhubungan erat dengan produktivitas kayu yang dapat dihasilkan, sedangkan bonita adalah ukuran yang digunakan untuk indeks kualitas tempat tumbuh. Penetapan nilai bonita sering didasarkan pada hubungan antara rata-rata peninggi dengan umur tegakan. Penentuan bonita dilakukan menggunakan peubah peninggi yang dimulai penggunaannya sejak tahun 1932 oleh H.E. Wolff von Wolffing. Peninggi diukur berdasarkan tinggi rata rata dari 100 pohon tertinggi dalam luasan 1 hektar, prinsip ini kemudian dikorelasikan dengan umur pohon sedemikian rupa, sehingga membentuk kurva indeks kelas bonita. Bonita tanaman jati relatif tidak berubah dalam jangka waktu yang lama dan memerlukan waktu yang cukup lama serta biaya yang besar untuk merevisi bonita secara konvensional. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan suatu metode yang efisien guna melakukan evaluasi terhadap bonita untuk mengetahui keakuratan bonita menggunakan teknologi penginderaan jauh. Tujuan dari penelitian ini, yaitu mengidentifikasi peubah tegakan yang diukur pada citra yang dapat digunakan sebagai penentu bonita tegakan dan mengevaluasi keakuratan peta bonita yang ada pada saat ini khususnya pada tegakan jati. Penelitian ini dilakukan di KPH Madiun Perum Perhutani Unit II, Jawa Timur menggunakan citra digital non metrik resolusi 20cm rekaman bulan April 2011. Identifikasi bonita dilakukan berdasarkan peubah tegakan pada citra dengan metode interpretasi visual terhadap variabel kerapatan tajuk (C), diameter tajuk (D), dan jumlah pohon (N). Disain plot sampling dilakukan menggunakan ekstensi IHMB Jaya Versi 6. Analisis statistik yang dilakukan mencakup uji korelasi tinggi pohon dengan variabel citra, uji akurasi peninggi, analisis diskriminan terhadap bonita lapangan, dan bonita berdasarkan peubah citra. Hardware yang digunakan adalah komputer yang dilengkapi software ArcView 3.2, Erdas Image 9.1, Minitab 14 dengan analisis diskriminan. Penelitian ini menemukan bahwa kerapatan tajuk (C), diameter tajuk (D) dan jumlah pohon (N) dapat digunakan sebagai variabel penduga kualitas tempat tumbuh (bonita) jati dengan akurasi sebesar 68,4% di BPKH Dagangan dan 81,6% di BKPH Dungus. Penelitian ini juga menemukan bahwa kesesuaian bonita hasil pengukuran lapangan dengan peta bonita yang ada saat ini mempunyai tingkat kesesuaian yang sangat rendah, yaitu 29% di BKPH Dagangan dan 23% di BKPH Dungus. Penelitian juga menunjukkan bahwa bonita harus di evaluasi setiap jangka waktu tertentu secara berkala. Penggunaan citra dijital non metrik resolusi tinggi dapat menjadi salah satu alat untuk merevisi peta bonita secara berkala.
Collections
- UT - Forest Management [3075]