Pendugaan Biomassa di Atas Permukaan Tanah pada Tegakan Akasia (Acacia mangium) Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 12,5 M (Studi Kasus di Areal Revegetasi Tambang Batubara PT. Arutmin Indonesia Site Satui, Kalimantan Selatan
Estimation of Acacia Mangium Above Ground Biomass Using ALOS PALSAR Image Resolution 12,5 M (Case Study at Revegetation Areal of Coal-Mine PT. Arutmin Indonesia Site Satui, South Borneo).
Abstract
Indonesia has the biggest forest areal in the world after Brazil and Zaire, if the forest management are not good of course the function of forest will be lost. Various activity in forest areal must be done based on sustainable forest management. One of the activity that we have to concern is a mining activity, exspecially in the forest areal. Up to 2007, ± 299,762 ha areal in the forest have a license to use for the sake of development at outside forestry areal, including coal mining (Forest Department 2007). The activity which done for repairing quality of environment at ex coal mine land inside the forest areal is by the reclamation . The monitoring of the reclamation success can be done by estimating biomass from reclamation areal or revegetation areal. Along with the development of remote sensing technology, the satellite image is more than just enough to discover the latest condition about the natural resources, completely, fast and it have a good accuracy. From this research, we use the ALOS PALSAR image with 12.5 meter resolution to estimate above ground biomass on Acacia stand in revegetation areal PT. Arutmin Indonesia Site Satui, South Borneo, with ± 6,038 hectare areal and make the mapping of biomass distribution. The biomass calculation done by extracting the digital number on the image and than transformed it to the backscatter value. The backscatter value regretted by using the non-linear method with actual biomass. Calculation of biomass done by using Herainsyah Alometrik. The best model are selected based on determination coefficient adjusted value (R2 adj) and Root Mean Square Error (RMSE). The verification of selected model done by using t-paired test, and then the biomass map made the best model from the regression analys. From the biomass estimation regression result using backscatter variable, the best model is Y = Exp(7.813+(0.105×BS_HV)) with R2 adj value 65.7% and RMSE 46.54. The biomass distribution map conducted by the best model from the regression analysis. The OA (Overall Accuracy) is 51.61% and KA (Kappa Accuracy) 26.01%. The distribution of low biomass value areal is 2,932 ha, the distribution of medium biomass value areal is 1,965 ha, and the distribution of high biomass value areal is 1,142 ha. Indonesia dengan luas hutan hutan terbesar ketiga setelah Brazil dan Zaire, rentan kehilangan fungsi hutan sangat besar jika pengelolaan hutan tidak dilakukan secara baik dan bijaksana. Berbagai kegiatan yang dilakukan pada kawasan hutan harus didasari pada sistem pengelolaan yang lestari. Salah satu kegiatan yang harus diperhatikan adalah pertambangan di dalam kawasan hutan, karena perkembangan pertambangan batubara di Indonesia saat ini yang semakin pesat. Sampai dengan tahun 2007 terdapat ± 299.762 ha lahan di dalam kawasan hutan yang telah mendapat ijin pinjam pakai untuk kepentingan pembangunan di luar kehutanan termasuk untuk penambangan batubara (Departemen Kehutanan 2007). Kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki penurunan kualitas lingkungan pada lahan bekas tambang batubara di dalam kawasan hutan adalah dengan melakukan reklamasi. Monitoring keberhasilan reklamasi dapat dilakukan dengan mengetahui kandungan biomassa dari areal reklamasi atau revegetasi tersebut. Sejalan dengan perkembangan teknologi penginderaan jauh (remote sensing), citra satelit cukup memadai untuk memantau kondisi terkini tentang sumberdaya alam secara lengkap dan cepat dengan ketelitian yang cukup memadai. Pada penelitian ini digunakan citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 meter untuk menduga biomassa di atas permukaan tanah pada tegakan Acacia mangium di aral revegetasi tambang batubara PT. Arutmin Indonesia Site Satui, Kalimantan Selatan dengan luas wilayah ± 6038 ha dan memetakan sebaran biomassanya. Perhitungan biomassa dilakukan dengan mengekstraksi nilai dijital pada citra menjadi nilai hamburan balik (backscatter). Nilai backscatter diregresikan menggunakan kaidah non-linear dengan biomassa aktual dilapangan. Biomassa aktual diduga dengan menggunakan Alometrik Heriansyah. Pemilihan model terbaik dilakukan dengan menggunakan nilai koefisien determinasi yang disesuaikan (R2 adj) dan Root Mean Square Error (RMSE). Verifikasi model terpilih dilakukan dengan menggunakan uji t-berpasangan, kemudian dilakukan pemetaan biomassa berdasarkan hasil model terpilih tersebut. Hasil pendugaan biomassa dengan menggunakan peubah backscatter, diperoleh model terbaik Y = Exp(7,813+(0,105×BS_HV)) dengan nilai R2 adj sebesar 65,7% dan RMSE sebesar 46,54. Dari model yang terpilih tersebut, kemudian dibuat peta sebaran biomassa dengan nilai OA (Overall Accuracy) 51,61%, KA (Kappa Accuracy) 26,01%. Hasil nilai sebaran biomassa rendah seluas 2932 ha, sebaran biomassa sedang seluas 1965 ha, dan sebaran biomassa tinggi seluas 1142 ha.
Collections
- UT - Forest Management [2836]