Korelasi Antara Bobot Lahir, Umur Kawin dan Umur Beranak Pertama Dengan Lingkar Dada Sapi Betina FH di Kelompok Tani Al-Barokah, Cisarua, Bandung.
Relationship Between Birth Weight, Age of First Service, First Calving and Circumference of Sternum FH Heifers at Kelompok Tani Al-Barokah, Cisarua, Bandung
Abstract
Genetic parameters of body weight is associated with milk production, genetic correlations of body weight and milk production of high positive value. Direct connection of a production capability of dairy cows is closely related to body weight. High correlation values are between the age of first breed by age of first birth and birth weight in a month old bust of each 0.471 and 0.645. Between age of first breed by age of first birth has genetic elements that affect each other so that there is something fairly close relationship. Additionally due to the closeness of the relationship during pregnancy is relatively the same nine months. Coefficient correlation were significant also found beetwen circumference of sternum at present measurement and the next two month of measurement. This cloud be used to improve or correct farm management on the farm by predicting the next two month circumference of sternum after measuring. The next two month of body weight can be estimated by using and converting with gordaz tape. Umur kawin pertama berhubungan dengan bobot badan ternak saat mencapai kematangan tubuh dan kematangan seksual. Secara teori, dengan memperpendek umur kawin pertama maka jumlah anak dan laktasi meningkat. Umur beranak pertama mempengaruhi bobot lahir ternak. Adapun pencapaian bobot badan umur beranak yang ideal akan memungkinkan melahirkan anak dengan bobot badan yang baik. Pengukuran bobot badan tidak selalu harus menggunakan timbangan, melainkan dapat menggunakan pita ukur dengan mengukur lingkar dada sapi. Lingkar dada adalah salah satu konformasi tubuh sapi secara visual yang digunakan untuk menduga bobot badan. Bobot badan adalah salah satu parameter genetik yang berhubungan dengan produksi susu. Korelasi genetik bobot badan terhadap produksi susu bernilai positif dan tinggi. Umur kawin pertama ternak yang lebih muda menyebabkan beranak pertama yang lebih dini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara bobot lahir, umur kawin pertama, umur beranak pertama dengan lingkar dada pada saat umur 1 – 18 bulan, sehingga dapat digunakan sebagai dasar seleksi dan efisiensi pemeliharaan sapi perah Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari, dimulai pada bulan Oktober dan berakhir pada bulan November 2011. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Al-Barokah, berlokasi di Desa Tugumukti Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Penelitian menggunakan sapi FH (Frisian- Holstein) betina. Jumlah sapi yang digunakan sebanyak 30 ekor dengan rata-rata umur dua tahun. Sapi FH di Kelompok Tani Al-Barokah adalah sapi laktasi pertama umur rata-rata 24 bulan atau 720 hari. Nilai korelasi yang tinggi antara umur kawin pertama dengan umur beranak pertama dan bobot lahir dengan lingkar dada umur satu bulan masingmasing 0,471 dan 0,645. Umur kawin pertama dengan umur beranak pertama mempunyai korelasi fenotipik erat. Bobot lahir, umur kawin kawin pertama dan umur beranak pertama sapi perah betina di Kelompok Tani Ternak Al-Barokah, Cisarua, Bandung Barat, mendekati seragam. Koefisien korelasi antar lingkar dada pada berbagai umur ternak dalam selang waktu dua bulan memiliki nilai yang tinggi dan nyata. Bobot badan sapi dapat diperediksi dari lingkar dada. Lingkar dada umur satu bulan dengan umur 18 bulan, memiliki korelasi (0,834*) serta persamaan linier (LD18 = 33,8 + 0,721 LD1, R-Sq = 69,5%, R-Sq (adj) = 68,4%) dan dapat digunakan untuk memprediksi lingkar dada sedini mungkin.