: Laju Eksploitasi dan Variasi Keragaan Reproduksi Ikan Tetet Betina (Johnius belagerii C.V) Pada Musim Barat (Oktober-Maret) yang Didaratkan di Perairan Gebang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat
Abstract
Ikan tetet merupakan ikan tangkapan sampingan yang banyak diolah sebagai ikan asin dengan wilayah pemasaran di daerah cirebon dan indramayu, walaupun demikian ikan ini diindikasi mengalamai tangkap lebih (overfishing) dikarenakan terjadi penurunan ukuran ikan yang tertangkap dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui laju eksploitasi dan variasi keragaan reproduksi ikan tetet (Johnius belangerii) sebagai masukan pengambilan kebijakan pengelolaan selanjutnya. Pengambilan contoh ikan dilakukan pada bulan Oktober 2009 sampai dengan bulan Maret 2010. Lokasi pengambilan ikan contoh adalah di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Gebang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Ikan contoh diambil setiap hari selama musim barat (Oktober-Maret), dimana pengambilan ikan contoh sebanyak 3-5 ekor tiap harinya. Total ikan contoh yang diambil selama penelitian adalah 681 ekor untuk analisis hubungan panjang-berat dan 60 ekor untuk analisis aspek reproduksi, yang meliputi tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, faktor kondisi, fekunditas, dan diameter telur yang dianalisis di laboratorium Biologi Makro I. Selain itu dilakukan pula pengukuran panjang berat di pelabuhan pendaratan ikan Gebang dan analisis struktur histologis gonad ikan di laboratorium kesehatan ikan (BDP). Ikan tetet merupakan ikan pelagis kecil yang mendiami perairan pantai sampai dengan daerah estuari, dimana daerah penangkapannya dilakukan di 100 m ke arah laut dari bibir pantai dengan menggunakan jaring rampus yang memiliki ukuran mata jaring 1-1,75 inch. Dari 681 ikan contoh yang tertangkap, ukuran berkisar antara 100-180 mm dengan sebaran terbanyak pada selang kelas 145-141 mm sebanyak 183 ekor, diikuti dengan selang kelas 142-148 mm sebanyak 155 ekor dan 149-155 mm sebanyak 151 ekor. Dilihat dari nilai pertumbuhan dimana pola pertumbuhan bersifat allometrik negatif memiliki koefisien pertumbuhan sebesar 0,72 dan laju mortalitas total sebesar 3,361, ikan tetet mengalami tingkat eksploitasi sebesar 50,73 %. Selain mati karena penangkapan ikan mengalami kematian secara alami dengan koefisien kematian alami sebesar 1,6557, kematian alamai pada ikan disebabkan oleh tekanan lingkungan maupun dikarenakan ikan telah sampai pada pertumbuhan maksimal. Faktor kondisi yang menunjukkan keadaan ikan secara fisik untuk bertahan hidup dan bereproduksi, ukuran selang kelas panjang antara 107-113 mm memperlihatkan nilai faktor kondisi terbesar dimana ikan pada ukuran ini dominan berada pada fase TKG II dimana energi dari makanan dominan digunakan untuk pertumbuhan sel somatik ikan, ikan akan terus tumbuh mpai ukuran dimana energi makanan dominan dimanfaatkan untuk kematangan gonad (TKG IV). Secara kuantitatif kematangan gonad ikan dinilai dengan menggunakan indeks kematangan gonad, IKG ikan tetet berkisar antara 3,41- 9,55% dimana IKG tertinggi ditunjukan pada bulan Februari dan Maret. Dari ikan contoh yang tertangkap diketahui bahwa ikan matang gonad (TKG IV) berada pada selang kelas 135-141 mm dengan jumlah 77 ekor ikan dan selang kelas 142- 148 sebanyak 77 ekor, ukuran ikan saat matang gonad banyak tertangkap pada bulan Maret yang mengindikasikan ikan pertama kali matang ginad pada ukuran 135-141 mm dan berada pada bulan Maret. Ikan yang sudah matang gonad tentu akan mengalami proses pemijahan dengan jumlah telur yang dihasilkan bergantung pada kesehatan populasi. Fekunditas adalah jumlah telur yang dapat dihasilkan oleh ikan betina. Dari hasil jumlah telur yang dihasilkan oleh 262 ian betina contoh yang memijah sebagai variabel independen dan panjang ikan yang melakukan pemijahan sebagai variabel dependen didapat sebuah persamaan fekunditas F = -0,001L+0,647 dengan nilai koefisien relasi (r) adalah 0,0062 dan koefisien determinasi (R) adalah 0,00004, sedangkan hubungan antara bobot ikan betina contoh dengan jumlah telur yang dihasilkan menunjukan persamaan F=0,00000008W+0,636. Nilai koefisien relasi yang sangat rendah menunjukan bahwa tidak ada hubungan anatar panjang dan bobot dengan fekunditas, padahal seharusnya kedua parameter ini berhubungan. Hal ini menunjukan bahwa ikan mengalami growth overfishing, dimana ikan-ikan berukuran besar sudah jarang ditemukan sehingga maksimum ikan yang dapat tertangkap oleh nelayan hanya 180 mm. Oleh karena itu, rencana pengelolaan yang disarankan adalah dengan mengatur waktu penangkapan dan ukuran mata jaring yang digunakan , sehingga dapat memberi kesempatan ukuran ikan matang gonad (135-141 mm) diberi kesempatan untuk memijah terlebih dahulu pada bulan Maret. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan kajian mengenai kualitas air di perairan Gebang untuk mengetahui seberapa besar tekanan lingkungan terhadap sumberdaya (termasuk ikan tetet)