Analisis Potensi Ketersediaan Air di Perkebunan Kelapa Sawit menggunakan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus di PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang, Bogor)
Analysis of Potential Water Availability in Oil Palm Plantation using Geographic Information System (A Case Study in PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang, Bogor).
Abstract
Indonesia is the country's largest oil palm producer in the World with a total area of 6.78 million ha. Palm trees require water in abundance to support production. Shortages and excess water becomes a limiting factor, so that water availability is one factor limiting the production of oil palm. The study was conducted to analyze the availability of water and see its effect on the production of oil palm. In determining the runoff potential variables of soil type and slope were used through scoring system. The results of scoring with a high value means that the area has the potential for high runoff, conversely areas that have low-level potential runoff has a low total score. High potential runoff that occurs in most areas of plantations are in the middle of the plantation. Water availability is accumulated in some areas at low and flat locations. The relationship of physical factors with the productivity of production were analyzed by correlation, slope, soil type and potential runoff. Excess water indicates a decrease in production, because of the correlation potential runoff has a significant correlation to the decline in production (the p-value <0,05) is 0,018, meaning that the lower the runoff potential, then the higher reduction of production. The decline in production occurred in Block 2, located on Reddish Brown Latosol soil type and slope of 0-8% which is the accumulation of runoff, amounting to 29.03% of the production of 26.80 tons of FFB (fresh fruit bunch) / ha / year in 2009 be 19.02 tonnes FFB / ha / year in 2010. To meet the water needs around the plantation site (residential and other facilities) and to improve environmental sustainability, its needed recommendation for constructed ponds. Candidates for the position is contained in the flow direction ponds or basins where water flows across and under conditions of strong soil structure to hold water. The candidate sites based on the river flow patterns created from DEM (digital elevation model) are block 9, 16, 20 and 36. Indonesia merupakan negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia dengan luas areal 6,78 juta ha. Tanaman kelapa sawit membutuhkan air dalam jumlah yang sangat banyak untuk mendukung produksinya. Kekurangan dan kelebihan air menjadi faktor pembatas, sehingga ketersediaan air merupakan salah satu faktor pembatas produksi kelapa sawit. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis ketersediaan air dan melihat pengaruhnya terhadap produksi kelapa sawit. Dalam menentukan potensi aliran permukaan digunakan variabel berupa jenis tanah dan kemiringan lereng dengan melakukan sistem pembobotan (skoring). Hasil skoring dengan nilai yang tinggi artinya daerah tersebut memiliki tingkat potensi aliran permukaan tinggi, sebaliknya daerah yang memiliki tingkat potensi aliran permukaan rendah memiliki jumlah skor yang rendah. Potensi aliran permukaan yang tinggi terjadi di sebagian besar wilayah perkebunan yaitu di bagian tengah wilayah perkebunan. Ketersediaan air terakumulasi pada beberapa daerah yang lebih rendah dan datar. Keterkaitan faktor-faktor fisik dengan produktivitas dianalisis dengan korelasi data produksi, kemiringan lereng, jenis tanah dan potensi aliran permukaan. Kelebihan air mengindikasikan adanya penurunan produksi, karena dari hasil korelasi potensi aliran permukaan memiliki korelasi yang signifikan terhadap penurunan produksi (nilai p-value < 0,05) yaitu 0,018, artinya semakin rendah potensi aliran permukaan maka penurunan produksi semakin tinggi. Penurunan produksi terbesar terjadi di Blok 2, yang terdapat pada jenis tanah Latosol Cokelat Kemerahan dan kemiringan lereng 0 – 8% yang merupakan daerah terakumulasinya aliran permukaan, yaitu sebesar 29,03% dari produksi 26,80 ton TBS/ha/tahun pada tahun 2009 menjadi 19,02 ton TBS/ha/tahun pada tahun 2010. Untuk memenuhi kebutuhan air di sekitar lokasi perkebunan (pemukiman dan fasilitas lainnya) untuk meningkatkan kelestarian lingkungan, perlu direkomendasikan untuk dibangun embung. Calon posisi embung terdapat pada arah aliran atau cekungan tempat dimana aliran air melintas dan berdasarkan kondisi tanah yang strukturnya kuat untuk menampung air. Calon lokasi embung yang berdasarkan pada pola aliran sungai dibuat dengan DEM (digital elevation model) adalah di blok 9, 16, 20 dan 36.