Ekotipologi habitat pemijahan ikan terumbu di Kepulauan Seribu
Date
2012Author
Sinaga, Luki Agus Gada Pratama
Bengen, Dietriech Geoffrey
Sunuddin, Adriani
Metadata
Show full item recordAbstract
Habitat pemijahan merupakan lokasi ikan melakukan proses pemijahan atau berkembang biak yang biasanya dilakukan secara masal atau agregasi, sehingga wilayah ini rentan terhadap adanya penangkapan berlebih. Mengetahui karakteristik terumbu karang yang menjadi habitat pemijahan sangat penting, sehingga dapat memprediksi distribusi dan waktu pemijahan, terutama pada ikan target, yang berguna dalam usaha melindungi, mengatur, dan membangun zona larang tangkap, selain itu dengan mengetahui hal ini masyarakat dapat menjaga kondisi ekosistem agar tetap terjaga sehingga tercipta perikanan yang berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan di dalam wilayah Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Pengambilan data substrat maupun pengamatan kegiatan pemijahan dilakukan sesuai dengan fase bulan, yaitu pada bulan gelap (baru/mati), peralihan, dan terang (purnama), di 10 lokasi potensial pemijahan yang berada dalam kawasan perairan perairan Pulau Pramuka, Pulau Panggang, Pulau Air, Karang Lebar, Karang Congkak, dan Pulau Payung. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Line Intercept Transect (LIT) dan sensus visual. Analisis data menggunakan Indeks Kesamaan Canberra untuk menentukan kelompok habitat. Hasil pengamatan tanda dan kegiatan pemijahan yang dilangsungkan menurut fase bulan mendapati bahwa 4 stasiun bukan merupakan habitat pemijahan ikan terumbu, yaitu AIR (Pular Air), TJP (Tanjung Penyu), KBL (Karang Balik Layar), dan KCK (Karang Congkak). Enam stasiun lainnya, yaitu BPG (Barat Pulau Panggang), TPG (Timur Pulau Penyu), SPG (Selatan Pulau Panggang), APL (Area Perlindungan Laut), UPR (Utara Pulau Pramuka), dan PAY (Pulau Payung) merupakan habitat pemijahan ikan terumbu karena di dalamnya dijumpai setidaknya dua tanda pemijahan dari tujuh tanda pemijahan yang dieksplorasi keragaannya. Karakteristik habitat pemijahan ikan terumbu di Kepulauan Seribu memiliki kemiripan dengan karakteristik habitat pemijahan pada umumnya, namun dengan adanya perubahan kondisi habitat yang disebabkan karena meningkatnya tekanan ekologis di perairan Kepulauan Seribu, terdapat perubahan preferensi ikan terumbu dalam pemilihan lokasi memijah. Substrat dasar di PAY, TPG, dan SPG didominasi oleh kategori lifeform yang memungkinkan terciptanya goa, celah maupun liang untuk berlindung bagi ikan terumbu selama masa pra dan pasca pemijahan, yaitu HC (ACB, ACT, CB, dan CM), DCA dan abiotik berupa rocks. Kombinasi penutupan substrat yang demikian memungkinkan terbentuknya habitat dasar yang kompleks yang ditunjukkan oleh nilai rugositas yang rendah.