Pendugaan Populasi, Preferensi Habitat Peneluran dan Pola Sebaran Maleo (Macrocephalon maleo Sal Muller 1846) Berdasarkan Keberadaan Sarang di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah.
Population, Habitat Preferential, and Dispersion Pattern of Maleo (Macrocephalon maleo Sal Muller 1846) due to Nesting Pit Existence in Lore Lindu National Park, Donggala Central Sulawesi
Abstract
Populasi maleo sebagai salah satu burung yang unik, langka dan endemik di Sulawesi terancam akibat kerusakan habitat serta eksploitasi terhadap daging dan telur oleh masyarakat. Komponen habitat yang terpenting bagi maleo adalah sarang (nesting pit) pada lokasi peneluran (nesting ground), mengingat maleo tidak mengerami sendiri telurnya melainkan memendamnya di dalam tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menduga kepadatan populasi maleo, menentukan preferensi maleo terhadap tipe habitat pada lokasi peneluran dan pola sebaran maleo berdasarkan keberadaan sarang. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah selama kurang lebih 3 bulan yaitu dari bulan April hingga Juni 2003. Pendugaan populasi maleo didasarkan atas inventarisasi terhadap lubang sarang pengeraman telur dengan menggunakan kombinasi metode transek garis (line transect) dan titik pengamatan (point of abundance). Penarikan contoh pada lokasi penelitian dilakukan secara systematic sampling with random start, dengan pertimbangan tidak adanya informasi pendahuluan tentang luas dari setiap tipe vegetasi hutan di lokasi penelitian. Lokasi tempat bertelur maleo di TNLL beserta areal pendukung terdapat di 6 tipe habitat dengan luasan yang berbeda, yaitu (1) hutan sekunder, (2) sempadan sungai, (3) semak belukar, (4) tanaman bambu, (5) tanaman coklat, (6) semak dan perdu. Maleo is one of the unique, rare and endemic megapode species in Sulawesi. This species is severely threatened by habitat fragmentation and over exploitation of it eggs. The most important component for their habitat is nesting ground, because maleo do not incubate their egg by themselves but bury it in the deep soil which has heat from the sun or geothermal activity. This reaserch had been done in Lore Lindu National Park (LLNP) Central Sulawesi from April-June 2003. The nesting pit data was collected with line transect and point of abundance method. It was aim to (1) estimate the population and density of maleo by the existence of their nesting pit using nest count method, (2) determine maleos preferential habitat for their nesting ground using Neu indeks method, and (3) to find out the patern of their nesting pit dispersion using indeks of dispersion method.
Collections
Related items
Showing items related by title, author, creator and subject.
-
Analisis kesesuaian habitat burung maleo (Macrocephalon maleo) di taman nasional Bogani Nani Wartabone
Ambagau, Yakub (2010)Populasi burung maleo (Macrocephalon maleo) diduga terus menurun (Kutchar & Baker, 2000). Daerah penyebaran burung maleo di dalam dan di sekitar kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW) pada tahun 1994 sebanyak ... -
Analisis kondisi lokasi bertelur maleo senkawor (macrocephalon maleo) di kabupaten Mamuju provinsi Sulawesi Barat
Gazi, Risani (2008)Maleo senkawor (Macrocephalon maleo) merupakan salah satu burung endemik yang terdapat di Sulawesi. Dikenali sebagai megapoda, Maleo senkawor meletakkan telur pada lokasi bertelur komunal di dalam lubang berpasir, kemudian ...