Analysis of welfare level and the household income strategy of farmers transmigrant (Comparison of socio-economic study in three villages in Distric Masni Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat)
Analisis Tingkat Kesejahteraan dan Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Transmigran (Studi Sosio-Ekonomi Perbandingan di Tiga Kampung di Distrik Prafi Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat)
Date
2009Author
Tulak, Paulina Pau
Dharmawan, Arya Hadi
Juanda, Bambang
Metadata
Show full item recordAbstract
One of the objective of transmigration programe is to increase the economic status of transmigrant farmers, rural society, and to develop rural areas. This research has several objectives, namely: (1) to know whether there is any relation between the socio-cultural/ethnical background of the transmigrant fanners household with welfare status, (2) to analyze factors which influence income level of transmigrant household that have difference characteristics in ethnicity in West Papua, and (3) to find the way the development of economic area by concerning the structure of household livelihood strategy in three villages in West Papua. Some methods of analysis are used in this study, i.e.,: (1) income analysis of the household that is coming from the fann either non-fann economy, (2) "Gini Ratio Analysis" to see the gap of the household income among households of different strata, (3) "Linear Regression Analysis" doubled is used to analyze social economic variables whinch influence the success level of transmigrantion programe, (4) Descriptive analysis by using scoring system. The results of this research are: socio-culture setting has an influence on the achievement of welfare level which is measured by the level of household income. Javanese transmigrant farmers have higher income level than Papuanese fanners. Factors that influence farmer household income level are the number of family members, jobs, and location. The study concludes that in the future the development of non-farm economy is necessary to be pushed for the regional development of West Papua as a whole. Penempatan transmigran di Kampung Sumberboga dilakukan sejak tahun 1983 sampai dengan tahun 1991 yang didiami oleh rumahtangga petani transmigran nasional (etnis Jawa), dan Kampung Meiforgah didiami oleh rumahtangga petani transmigran lokal (etnis Papua), sedangkan Kampung Sembab didiami oleh rumahtangga petani penduduk asli Papua (etnis Papua) berlokasi di Distrik Masni Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat. Hal ini menunjukkan bahwa teIjadi adanya pengurangan jumlah jiwa di Distrik Masni yang disebabkan oleh adanya pergerakan dari transmigran meninggalkan lokasi transmigrasi dikarenakan kondisi lahan yang kurang subur, minimnya pengalaman di bidang pertanian, minimnya ketrampilan yang dimiliki, serta sulitnya beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Sektor pertanian yang awalnya merupakan basis nafkah rumahtangga petani di lokasi transmigrasi dimana ini dilakukan, penelitian temyata tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup rumahtangga petani. Hal ini dikarenakan teIjadi penurunan kesuburan lahan dengan semakin berkurangnya unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, kondisi cuaca yang tidak mendukung usaha pertanian, dibutuhkan biaya besar dalam pengadaan faktor produksi pertanian (input), dan lain sebagainya. Dengan demikian muncullah strategi nafkah yang dimiliki oleh rumahtangga petani agar dapat meningkatkan kesejahteraarmya. Struktur pendapatan yang ada di kampung penelitian adalah bersumber dari sektor pertanian, sektor non pertanian, dan bantuan-bantuan dari pihak pemerintah maupun kerabat. Tingkat kesejahteraan di rumahtangga petani dibatasi pada tingkat pendapatan dan strategi nafkah yang ada disana. Dengan pendapatan yang diperoleh dignnakan untuk kebutuhan produktif dan konsumtif serta kapasitas menabungnya.
Collections
- MT - Human Ecology [2241]