Kajian epidemiologi virus avian influenza pada distribusi anak ayam umur satu hari
Date
2010Author
Setyawati, Sophia
Soejoedono, Retno Damayanti
Handharyani, Ekowati
Sumiarto, Bambang
Metadata
Show full item recordAbstract
Virus AI patogenitas tinggi atau Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) saat ini telah menyebar dengan cepat hampir ke seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia. Penanganan yang serius perlu segera dilakukan agar wabah AI tidak berkembang menjadi pandemi influenza. Jika dilihat dari jumlah kematian unggas, mulai Bulan Agustus 2003 hingga November 2005, kejadian AI cenderung mengalami penurunan tetapi wilayah yang terjangkit cenderung meluas. Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap informasi tentang kemungkinan anak ayam umur satu hari (DOC) terinfeksi atau membawa virus AI. Tujuan penelitian ini adalah mendeteksi keberadaan virus AI pada DOC menggunakan Teknik Pewarnaan Imunohistokimia (IHK), melakukan identifikasi virus AI yang berasal dari DOC dengan Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reactions (RT-PCR) dan isolasi virus AI serta melakukan kajian epidemiologi adanya infeksi virus AI pada DOC. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah DOC final stock (FS) pedaging dan petelur yang berasal dari perusahaan pembibitan di daerah Jawa Barat dan Banten yang akan didistribusikan ke luar Pulau Jawa melalui Bandar Udara Soekarno Hatta dengan metode detect disease. Pengambilan sampel dilakukan pada Bulan April sampai dengan September 2008 dengan jumlah sampel sebanyak 240 ekor DOC dan diketahui presentase jumlah sampel asal Kabupaten Subang (42.5%), Cianjur (22.5%), Tanggerang (22.5%), Bogor (7.5%), dan Sukabumi (5%). Jumlah sampel DOC pedaging sebanyak 156 ekor (65%) dan DOC petelur sebanyak 84 ekor (35%). Pengambilan sampel dengan metode detect disease ini digunakan untuk mendeteksi penyakit AI pada DOC, apabila ditemukan 1 ekor positif maka dapat dikatakan DOC tersebut telah terinfeksi penyakit AI. Setiap DOC diambil darahnya untuk melihat titer antibodi terhadap AI dengan uji hemaglutinasi inhibisi (HI). DOC tersebut kemudian dinekropsi dan diambil organ (trakea, paru-paru, usus, hati, ginjal) dan kuning telurnya untuk dideteksi keberadaan virus AI menggunakan teknik pewarnaan imunohistokimia (IHK) dan Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Deteksi virus AI dengan metode IHK menggunakan antibodi monoklonal AI H5N1 dengan kromogen (AEC) yang akan memberi warna kemerahan pada virus AI. Hasil penelitian diketahui bahwa 158 sampel (65.8%) positif antigen AI H5N1 pada organ. Dari 158 sampel positif tersebut diketahui bahwa 104 sampel (65.8%) menunjukkan keberadaan antigen hanya pada trakea, paru-paru dan usus sedangkan 54 sampel (34.2%) ditemukan pada semua organ (trakea, paru-paru, usus, hati, ginjal) yang diteliti. Identifikasi menggunakan RT-PCR dengan primer matrik (FAI; RAI) serta primer H5 (FH5; RH5) (Lee et al. 2004) pada 40 kumpulan sampel dari 80 sampel organ trakea dan paru-paru hanya 3 kumpulan sampel yang positif Influenza A. Identifikasi pada 80 sampel kuning telur DOC menunjukkan 44 sampel (55%) kuning telur positif Influenza A dan dari sampel positif Influenza A tersebut 19 sampel (43.2%) menunjukkan positif virus AI subtipe H5 dan 25 sampel (56.8%) positif AI subtipe lainnya (Hx). Data epidemiologi diperoleh dengan cara wawancara dan kuesioner. Hasil pemeriksaan laboratorium serta hasil kuesioner kemudian dianalisis dengan analisis logistik untuk mengetahui signifikansi asosiasi antara kejadian AI dan faktor risiko di peternakan sedangkan analisis regresi linier dilakukan untuk menganalisis prevalensi AI. Prevalensi AI tertinggi pada distribusi DOC terdapat pada Kabupaten Bogor (91.7%) dan prevalensi terendah terdapat pada Kabupaten Sukabumi (77.6%). Kasus tertinggi terjadi pada DOC pedaging diawal musim penghujan. Penggunaan alat transportasi milik perusahaan akan mengurangi risiko DOC terinfeksi oleh virus AI. Hasil penelitian ini diketahui bahwa DOC telah terinfeksi oleh virus AI dengan gejala subklinis dan berpotensi sebagai salah satu penyebab cepatnya penyebaran AI di Indonesia, sehingga perlu diwaspadai pendistribusiannya ke daerah yang masih bebas AI.
Collections
- DT - Veterinary Science [283]