KineJja Petanj Pemandu dalam Pengembangan PHT dan Dampaknya pada Perilaku Petani di Jawa Barat
Performance of Farmer Guides in the Development of IPM (Integrated Pest Management) and its Effect on the Farmer' Behavior in West Java.
Date
2009Author
Effendy, Lukman
Jahi,Amri
Rauf,Aunu
Asngari, Pang S.
Purnaba,I Gusti Putu
Metadata
Show full item recordAbstract
A study intended to identify the influential factors on the performance of () anner guides and its impact on the behaviors of fanners was conducted on 175 :I: farmer guides in several regencies of West Java Province. The research data ~ collected from July to August 2008 were processed by the SEM analysis with the ~. use of software called LISREL 8.30. The research results found that IPM iii competence, environmental characteristic, and learning dynamics had a significant 3 effect on the perfonnance of farmer guides with the coefficient of 0.43, 0.25, and ~ 0.27 respectively (significant: a= 0.05), and detenninant coefficient R2=O.60. The =c ability to identify plant-interfering organisms and to predict the intensity of OJ disease attacks was indicator of the competence variable with the factor weights 5= of 0.82 and 0.53 respectively (significant: a= 0.05). The availability of local .~... technology and positive perception of the community toward the farmer guides S. was indicator of the variable environmental characteristics, with the coefficients ~ of 0.55 and 0.92 respectively (significant: a = 0.05). The intensity of attending s- training and visits for learning with the coefficient 0.91 and 0.84 (significant: a= :!. 0.05) are both the manifestation of the farmer guides' learning dynamics. The ~ performance of the farmer guides was explained by the intensity of periodical g' observation of planting ecosystem and the success in dealing with the plantingcg interfering organisms with the coefficient of 0.81 and 0.91 (Significant: a = 0.05) . .::!.. Further, the behaviors of the guided farmers were ret1ected from their skills in identitying the symptoms of pest attacks, in analyzing the result of observation over the planting ecosystem, and their activeness in implementing 'The FarmerField School of Integrated Pest Management' (SLPHT), with the coefficient of 0.40, 0.73, and 0.72. There was a positive significant correlation between the variables that affected the performance of farmer guides, IPM competences, environmental characteristic, and learning dynamics did not have a direct effect on the behaviors of farmers. Petani Pemandu (petandu) adalah seorang petani alumnus SLPHT dan telah mendapat latihan tambahan calon pemandu, yang karena kemarnpuannya @ secara sukareJa berperan sebagai pemandu dalarn PHT. Sebagai pemandu dia diharapkan dapat membantu dalam memasyarakatkan sekaligus mengembangkan ;: teknologi PHT. Sejauh mana seorang petandu telah berperan sesuai dengan ~ harapan, merupakan pertanyaan yang perlu dikaji untuk menemukan jawabannya "§: Karena itu penelitian yang bertujuan: (I) menemukan faktor-faktor yang ~ berpengaruh pada kineIja petandu, (2) mengetahui darnpak kinerja petandu pada =. perilaku petani dalarn berusahatani, dan (3) rnengetahui tingkat hubungan faktor~ faktor yang berpengaruh pada kinerja petandu dan perilaku petani, telah dilakukan ~ pada 175 orang petandu dari beberapa kabupaten Provinsi Jawa Barat sebagai -::: responden. .~. Penetapan sampel ditentukan secara acak dari seluruh populasi yang ada di ~ kabupaten terpilih. Dengan mengikuti formulasi Slovin, ditetapkan ukuran sampel ~ di masing-masing kabupaten, yaitu; Cianjur berjumlah 20 orang, Bandung 23 ~ orang, Sumedang 20 orang, Subang 15 orang, Indramayu 40 orang, CireOOn 37 ~ orang, dan Kabupaten Kuningan betjurnlah 20 orang. Pengumpulan data melalui iii' wawancara langsung pada responden menggunakan kuesioner, yang dilakukan ~ pada bulan J uli sampai dengan Agustus 2008. Kuesioner dirancang berupa ~ pertanyaan dan pernyataan mengenai lima peubah bebas (X) dan dua peubah Q terikat (Y). Peubah bebas terdiri atas: karakteristik pribadi, kompetensi PHT, - motivasi ketja, karakteristik Iingkungan, dan dinarnika belajar, sedangkan dua peubah terikat adalah kinerja petandu dan perilaku petani. Data yang terkumpul ditabulasi dan dianalisis menggunakan SEM dengan bantuan program LISREL 8.30 dan SPSS 12.0. Hasil penelitian menunjukkan: kompetensi PHT, karakteristik lingkungan, dan dinamika belajar berpengaruh nyata pada kinerja petandu dengan koefisien masing-masing 0,43; 0,25; dan 0,27 (nyata pada a=O,05), sedarigkan karakteristik pribadi dan motivasi ketja berpengaruh tidak nyata pada kinerja petandu. Kompetensi PHT, karakteristik lingkungan, dan dinarnika belajar petandu secara simuJtan mempengaruhi kinetja petandu sebesar 60% (R2=O,60). Kinerja petandu OJ dalam pengembangan PHT berdampak positif pada perilaku petani dengan o koefisien 0,25 dan mempengaruhi perilaku petani sebesar 6% (R2~,06). <C Kemampuan pengendalian OPT dan pendugaan intensitas serangan o penyakit merupakan indikator atau manifes dari peubah kompetensi PHT, dengan »-' oooot faktor masing-masing 0,82 dan 0,53 (nyata pada a~,05). Ketersediaan teknologi lokal dan persepsi positif dari masyarakat terhadap peran petandu <Q merupakan manifes dari peubah karakteristik lingkungan dengan koefisien (') . masing-masing sebesar 0,55 dan 0,92 (nyata pada a=O,05). Intensitas mengikuti C pelatihan dan kunjungan belajar, keduanya merupakan manifes dari dinamika 1"+ C -, Q) C :::J < (0 00 1"+ ~ @ n "-'C III 3 belajar petandu dengan koefisien masing~masing 0,91 dan 0,84 (nyata pada a=O,05). Kinerja petandu dijelaskan oleh intensitas pengamatan berkala ekosistem pertanaman dan keberhasilan dalam pengendalian OPT dengan koefisien masing~ masing sebesar 0,81 dan 0,91 (nyata pada a=O,05). Dampak kinerja petandu pada perilaku petani binaan tercermin dari keterampilan dalam mengidentifikasi gejala serangan hama, keterarnpilan menganalisis hasil pengamatan ekosistem pertanaman, dan keaktifan dalam penyelenggaraan SLPHT dengan koefisien masing~masing 0,40; 0,73; dan 0,72. Terdapat hubungan yang nyata secara positif antar peubah yang berpengaruh pada kinerja petandu, dan kompetensi PHT, karakteristik lingkungan, dan dinamika belajar secara tidak Iangsung berpengaruh pada perilaku petani. Berdasarkan uji kesesuaian model (Goodness-Qj-Fit-Test/GFT), model yang ditemukan dalam penelitian ini fit dengan data, yang berarti model dimaksud mampu mengepas data yang diukur. Ukuran~ukuran GFT yang terdapat pada model memenuhi kriteria yang dipersyaratkan, yaitu: P-hitung pada uji khi kuadrat = 0,0499 (~,05), RMSEA = 0,049 (:::G,08), CFI = 0,98 (~0,90), begitu ~ juga nilai GFf lainnya seperti; GFI = 0,95 «~,90), RMR = 0,012 (~0,05), NFl = 0,93 (~,90), dan AGFI = 0,91 (~,90). Dengan demikian model tersebut mencerminkan populasi yang dikaji. "'C OJ :::l -til ;::;: -c III :::l OJ o co o .::!.. OJ a <C a..., » <C ::::::!. (") C Dari hasil terse but dapat diperoleh kesimpulan: (1) faktor-faktor yang berpengaruh pada kinerja petandu adalah kompetensi PHT, karak1:eristik lingkungan, dan dinamika belajar, yang secara simultan mempengaruhi kinerja petandu sebesar 60%, (2) kinerja petandu dalam pengembangan PHT berdampak positif pada perilaku petani dan memberikan pengaruh sebesar enam persen, dan (3) derajat hubungan faktor kompetensi PIIT, karakteristik lingkungan, dan dinamika belajar relatif kuat dalam mempengaruhi kinerja petandu.
Collections
- DT - Human Ecology [564]