Pengaruh Ruang Terbuka Hijau terhadap Iklim Mikro Studi Kasus Kebun Raya Bogor
Abstract
Populasi manusia yang semakin meningkat berdampak pada tingginya aktivitas manusia di perkotaan. Untuk mendukung kebutuhan dan aktivitas manusia, dibutuhkan banyak ruang terutama ruang terbangun. Meningkatnya kawasan terbangun di perkotaan pada akhirnya menyebabkan penurunan luas ruang terbuka hijau (RTH). RTH merupakan elemen kota yang memiliki fungsi ekologis, salah satunya mengameliorasi iklim. RTH dapat mengameliorasi iklim dengan cara memberikan perlindungan dari sinar matahari secara langsung, hujan deras, dan angin. Salah satu bentuk RTH adalah kebun raya. Salah satu kebun raya yang ada di Indonesia adalah Kebun Raya Bogor (KRB). KRB memiliki struktur RTH yang beraneka ragam, seperti pohon, semak, dan rumput. Pengaruh struktur RTH yang berbeda di KRB terhadap iklim mikro dan kenyamanan sampai saat ini belum diketahui secara kuantitatif. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengukuran iklim mikro dan analisis kenyamanan untuk mengetahuinya. Penelitian ini dilakukan pada Kebun Raya Bogor dari bulan Maret hingga November 2011. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dan analisis deskriptif. Pada metode survei, dilakukan pengukuran iklim mikro pada struktur RTH pohon, semak, dan rumput dengan menggunakan alat pengukur iklim mikro digital HeavyWeather. Pengukuran iklim mikro dilakukan pada siang hari pukul 12.30-13.30 WIB, yaitu ketika suhu udara memiliki nilai paling tinggi. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui pengaruh struktur RTH terhadap iklim mikro serta menghitung kenyamanan iklim mikro menggunakan THI (Temperature Humidity Index) dan skala Beaufort. Untuk analisis kenyamanan pada elemen iklim mikro suhu dan kelembaban udara, digunakan rumus Temperature Humidity Index (THI). Suatu tempat termasuk kategori nyaman jika memiliki nilai THI antara 21-27. Untuk elemen iklim mikro kecepatan angin, digunakan skala Beaufort untuk mengetahui standar kecepatan angin. Tahapan penelitian terdiri dari persiapan penelitian dan survei, pengumpulan data, serta pengolahan data dan analisis. Hasil akhir dari penelitian ini adalah rekomendasi RTH secara deskriptif. Berdasarkan analisis pengaruh struktur RTH terhadap iklim mikro, diketahui bahwa setiap struktur RTH memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap iklim mikro yang ada di sekitarnya. Hal tersebut sangat terkait dengan karakteristik struktural tanaman yang ada di dalamnya. Selain itu, kondisi lingkungan di sekitar RTH juga memiliki pengaruh besar dalam menentukan kondisi iklim mikro pada RTH. Berdasarkan hipotesis, pohon merupakan struktur RTH yang dapat menghasilkan suhu udara paling rendah, kelembaban udara paling tinggi, dan kecepatan angin paling rendah. Sementara itu, rumput merupakan struktur RTH yang dapat menghasilkan suhu udara paling tinggi, kelembaban udara paling rendah, dan kecepatan angin paling tinggi. Pengukuran suhu udara menunjukkan hasil yang sesuai dengan hipotesis. Pengukuran kelembaban udara pada area tepi menunjukkan hasil yang sesuai dengan hipotesis, tetapi tidak pada kedua area lainnya. Sementara itu, pengukuran kecepatan angin pada area pusat menunjukkan hasil yang sesuai dengan hipotesis, tetapi tidak pada kedua area lainnya. Secara keseluruhan, berdasarkan hasil pengukuran iklim mikro di berbagai struktur RTH, terdapat banyak hasil pengukuran yang tidak sesuai dengan hipotesis. Berdasarkan pengukuran iklim mikro, diketahui bahwa suhu udara pada seluruh struktur RTH di KRB berada di atas 30°C atau tidak dapat memberikan kenyamanan, kelembaban udara pada berbagai struktur di KRB berada 62,5- 75,7% atau hampir seluruhnya berada pada standar nyaman, sedangkan kecepatan angin pada berbagai struktur RTH berada pada kisaran 0,02-0,18 m/s atau berada di bawah standar nyaman manusia. Berdasarkan hasil pengukuran dan analisis kenyamanan tersebut, diketahui bahwa pada pukul 12.30-13.30 WIB, kondisi RTH di KRB tidak dapat memberikan kenyamanan bagi para pengunjungnya. Setelah dilakukan analisis deskriptif, diketahui karakteristik struktur RTH yang mempengaruhi iklim mikro dan tingkat kenyamanan pada RTH di KRB. Berdasarkan hal tersebut, disusunlah rekomendasi untuk meningkatkan kualitas iklim mikro pada KRB sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi para penggunanya. Rekomendasi disusun secara deskriptif. Rekomendasi yang diberikan berupa pemilihan dan penggunaan karakteristik struktur tanaman yang dapat memperbaiki kualitas iklim mikro pada KRB.
Collections
- UT - Landscape Architecture [1258]