Analisis Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Kerapatan Larva Nyamuk Anopheles sundaicus dan Dampaknya Terhadap Kasus Malaria (Kasus : Pantai Batu Kalang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat)
Analysis of Environmental Factors for Mosquito Larvae Density (Anopheles sundaicus) and Impact to Malaria (Batu Kalang Beach, Pesisir Selatan, West Sumatra).
Abstract
Malaria is a disease affecting humans and animals. It is caused by infection of protozoa of Plasmodium genus. This research conduct a survey of Anopheles larvae density in Batu Kalang Beach, Pesisir Selatan of west Sumatera province. There are two types of breeding places habitat where the larvae were found stagnant water bodies and flowing water bodies. During the period of march to June 2012, 16 people were infected. Statistical analysis through retrospectif method found that seven day moving averages environmental factor was an appropriate way to describe their effect of to larvae density. Rainfall of two weeks earlier and water salinity of a weeks earlier positively relates to the larvae density, it is different with the presence of algae where it have immediate effect the stagnant water bodies but for the flowing water bodies rainfall have a negative relates. Air temperature, water temperature and solar radiation negative relates to the larvae density. There are several practical effort to restrict the larvae density are : 1. Open access for sea water to the stagnant water to increase salinity, 2. Removing algae from the water bodies, 3. Increasing sun shine exposure Malaria adalah salah satu penyakit yang menjangkit manusia, burung, primata, hewan melata dan hewan pengerat yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus Plasmodium. Penelitian ini dilakukan pada genangan air payau yang terdapat di Pantai Batu Kalang, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat dari bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Juni 2011 dan telah terdata 16 orang yang positif malaria selama penelitian. Berdasarkan hasil survei ditemukan dua tipe genangan yaitu genangan yang tertutup dan genangan yang mengalir. Metode statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah metode retrospektif dengan menggunakan analisis rata-rata bergerak tujuh harian dan regresi linear berganda yang dianggap sebagai metode yang paling baik untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan (iklim,faktor kimia, faktor biologi) terhadap kerapatan larva. Pada tempat perindukan tertutup seperti lagun, curah hujan dua minggu sebelumnya, salinitas satu minggu sebelumnya dan ganggang pada periode yang sama menunjukkan hubungan yang berbanding lurus terhadap kerapatan larva sedangkan radiasi, suhu udara dan suhu air menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik dengan kerapatan larva. Pada tempat perindukan yang mengalir, seluruh faktor lingkungan yang dianalisis mempunyai pengaruh negatif terhadap kerapatan larva kecuali keberadaan alga pada periode yang bersamaan dan salinitas seminggu sebelumnya. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi kerapatan larva adalah: 1. Mengalirkan air laut ke lagun agar salinitas menjadi tinggi, 2. Mengangkat larva dari lagun, atau 3. Membiarkan radiasi matahari menyinari langsung tempat perindukan.