Keterkaitan antara Ketinggian Tempat dengan Ragam Pakan dan Produksi Susu Sapi Perah Fries Holland di Jawa Barat (Studi Kasus : Koperasi Peternakan Bandung Selatan dan Koperasi Peternakan Sapi Bogor)
The Relationship Between The Altitude of Places and Variety of Feed and Fries Holland Cow Milk’s Production in West Java. (Case Study : South Bandung and Bogor Cooperative Farms).
Date
2012Author
Novianty, Hertaty
Koesmaryono,Yonny
Purwanto, Bagus Priyo
Metadata
Show full item recordAbstract
Nowadays, the needs of milk if fulfilled by importing the Fries Holland cows from subtropics area. The climate differences are air temperature and air humidity which cause milk production from milk cow becomes decreasing. One of government policy to solve the effect of climate differences is locating some society’s farm and companies farm in some places, such as Pangalengan and Cibungbulang. This policy is still not effective enough because of the differences of altitude between one farm and another. The aim of this research is to know the variety of Fries Holland cow’s forage in two different altitude and to analyze the relation between climate and Temperature Humidity Index with milk production in two different altitude. The sample method, which is used in this research, is choosing the breeder randomly without any criteria in Pangalengan or Cibungbulang. This is using secondary data of milk production which is taken since December 2009 until October 2010 and data of average air temperature and air humidity from both research places. The result found that the altitude of place can influence the Fries Holland cows milk’s productions. Pangalengan’s air temperature is about 16.7-20.90C and the average air temperature is 19.00C. Cibungbulang’s air temperature is about 22.2-27.50C and the average air temperature is 25.00C. The differences of temperature cause the differences of milk production, as a result, Pangalengan’s milk production is about 10.3-17.3 liter each cow a day and Cibungbulang’s milk production is about 6.3-8.9 liter each cow a day. The feed also influence the milk production. The percentage of forage in Pangalengan is 63.6%, and the concentrate is 36.4% while the percentage of forage in Cibungbulang is 52.7%, and the concentrate is 47.3%. Pemenuhan kebutuhan akan susu dewasa ini, dilakukan dengan cara mendatangakan sapi perah jenis Fries Holland dari daerah subtropis. Perbedaan unsur iklim diantaranya suhu udara dan kelembaban udara menyebabkan produksi susu yang dihasilkan oleh sapi perah menjadi menurun. Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi dampak dari perbedaan iklim tersebut dengan menempatkan beberapa peternakan rakyat maupun perusahaan di beberapa tempat diantaranya Pangalengan dan Cibungbulang. Cara inipun masih dinilai belum terlalu efektif karena adanya perbedaan ketinggian tempat antara daerah peternakan satu dengan yang lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ragam pakan sapi perah Fries Holland di dua lokasi dengan ketinggian tempat yang berbeda dan untuk menganalisis hubungan antara unsur iklim dan Indeks suhu dan kelembaban udara terhadap produksi susu di dua ketinggian tempat yang berbeda. Metode pengambilan contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pemilihan peternak secara acak tanpa melihat kriteria apapun baik Pangalengan maupun Cibungbulang. Data yang digunakan merupakan data sekunder produksi susu yang diambil dari bulan Desember 2009 hingga Oktober 2010 serta data suhu udara rata-rata dan kelembaban udara dari kedua tempat penelitian. Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa ketinggian tempat mempengaruhi produksi susu sapi Fries Holland. Pangalengan memiliki suhu udara berkisar antara 16.7-20.90C dengan suhu udara rata-rata 19.00C dan Cibungbulang memiliki suhu udara berkisar 22.2-27.50C dengan suhu rata-rata 25.00C. Perbedaan suhu udara tersebut menyebabkan produksi susu berbeda yaitu produksi susu Pangalengan berkisar antara 10.3-17.3 liter/ekor/hari dan produksi susu di Cibungbulang berkisar antara 6.3-8.9 liter/ekor/hari. Jenis pakan juga mempengaruhi produksi susu. Persentase jumlah hijauan yang diberikan di Pangalengan sebesar 63.6 % sedangkan konsentrat sebesar 36.4 % dan persentase jumlah hijauan yang diberikan di Cibungbulang sebesar 52.7% sedangkan konsentrat sebesar 47.3%.