Pemanfaatan Surimi Ikan Nila Merah (Oreochromis sp) dalam Pembuatan Sosis dengan Penambahan Isolat Protein Kedelai
Date
2012Author
Sukmana, Idris Yanurizal
Poernomo, Djoko
Suptijah, Pipih
Metadata
Show full item recordAbstract
Ikan merupakan salah satu komoditas perairan yang sangat berpotensi untuk dimanfaatkan. Kebutuhan pasar akan ikan terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan pendapatan. Salah satu ikan yang cukup digemari adalah ikan nila merah. Upaya untuk meningkatkan konsumsi dan pendayagunaan hasil perikanan khususnya ikan nila merah, dengan cara diversifikasi olahan. Sosis merupakan makanan yang sudah akrab dalam kehidupan masyarakat Indonesia karena rasanya enak. Namun, di balik kenikmatan makanan yang kaya akan zat gizi ini, terkandung lemak dan kolesterol tinggi yang bisa mengganggu kesehatan sehingga berpotensi menimbulkan penyakit jantung, stroke, dan hipertensi. Sosis yang terdapat di pasaran terbuat dari daging sapi dan ayam yang memiliki kandungan lemak relatif tinggi. Untuk menanggulangi hal tersebut maka diupayakan membuat sosis yang sehat dengan menggunakan bahan baku daging ikan nila merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan diversifikasi produk perikanan, khususnya ikan nila merah menjadi produk olahan berupa sosis ikan, menentukan konsentrasi bahan pengikat (ISP) yang menghasilkan sosis terbaik (yang paling disukai panelis) dan menentukan karakteristik fisika dan kimia dari sosis ikan nila merah. Tahapan penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental. Metode eksperimental adalah salah satu metode yang paling tepat untuk menyelidiki hubungan sebab akibat variabel yang digunakan. Penelitian ini dilakukan dengan dua tahapan, yaitu penelitian pendahuluan berupa pembuatan surimi terbaik dan penelitian utama berupa pembuatan sosis. Tujuan penelitian pendahuluan untuk mendapatkan kekuatan gel yang terbaik pada surimi ikan nila merah. Perlakuan pada penelitian pendahuluan yaitu banyaknya pencucian daging lumat yang dilakukan (1 kali, 2 kali, dan 3 kali). Tujuan penelitian utama adalah menentukan konsentrasi bahan pengikat (ISP) yang menghasilkan sosis terbaik (yang paling disukai panelis) dan menentukan karakteristik fisika dan kimia dari sosis ikan nila merah. Hasil pencucian daging lumat yang menghasilkan karakteristik surimi terbaik ditambahkan ISP dengan konsentrasi yang berbeda, yaitu konsentrasi ISP 10%, 13%, 16% dan 19%. Berdasarkan analisis ragam dan Kruskal-wallis pada penelitian pendahuluan didapatkan frekuensi pencucian terpilih sebanyak dua (2) kali dengan hasil pengujian protein larut garam 6,67%, kekuatan gel 948,03 gf, uji gigit 8,47 dan uji lipat 4,73. Pada penelitian utama didapatkan sosis terbaik berdasarkan uji hedonik atau kesukaan adalah penambahan konsentrasi ISP sebesar 13% dengan nilai parameter warna 6,8, rasa 6,9, aroma 6,8, penampakan 6,77, tekstur 6,3. Sosis dengan penambahan konsentrasi isolat protein kedelai 13% memiliki karakteristik fisik uji lipat sebesar 3,67; uji gigit sebesar 6,27; kekuatan gel 314,23 gf; WHC 76,73 % serta kimia berupa stabilitas emulsi sebesar 69,48 % dan analisis proksimat berupa kadar air 80,93%, kadar abu 0,76%, protein 11,21%, lemak 0,77% serta karbohidrat 6,35%. Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah persentase air yang ditambahkan dalam adonan sosis perlu dikurangi untuk mengurangi kadar air dalam produk dengan mengatur kembali proporsi bahan-bahan yang ideal. Selain itu, perlu adanya penambahan bahan pewarna alami yang tidak merubah cita rasa untuk meningkatkan penerimaan konsumen terhadap produk sosis tersebut seperti umbi bit (Beta vulgaris), manggis (Garcinia mangostana), rosella (Hibiscus sabdariffa), kol ungu (Brassica oleracea) dan wortel (Daucus carota). Adapun dalam pengujian uji emulsi dapat menggunakan spektrofotometer untuk melihat kestabilan emulsi secara mikroskopis.